Latest Products

Tampilkan postingan dengan label Tazkiyatun Nafs. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tazkiyatun Nafs. Tampilkan semua postingan
Imam Nawawi dalam muqodimah kitab beliau yang sangat bermanfaat, Riyadus Shalihin. Beliau berkata, Allah berfirman

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إلاَّ لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ منْهُمْ مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونَ
Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan (Adz-Dzariaat:56.57)

Imam Nawawi dalam muqodimah kitab beliau yang sangat bermanfaat, Riyadus Shalihin. Beliau berkata, Allah berfirman

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إلاَّ لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ منْهُمْ مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونَ

Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan (Adz-Dzariaat:56.57)

Ayat diatas merupakan keterangan yang sangat jelas bahwa jin dan manusia diciptakan untuk beribadah. Oleh karena itu sudah semestinya mereka memperhatikan untuk apa mereka diciptakan, seraya berpaling dari kemewahan kemegehan dunia dengan bersikap zuhud, karena dunia merupakan alam fana yang tidak akan kekal. Dunia hanyalah merupakan jembatan yang menghubungkan ke alam akhirat, bukan tempat untuk bersenang-senang dan tempat tinggal yang abadi. Oleh karena itu, orang-orang yang sadar dan memahami akan benar-benar melaksanakan ibadah dan orang-orang yang sehat akalnya adalah orang-orang yang zuhud. Allah berfirman
إنَّمَا مَثَلُ الحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَآءِ فَأخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ ممَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالأَنْعَامُ حَتَّى إذَا أَخَذَتِ الأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَأزَّيَّنَتْ وَظَنَّ أهْلُهَا أنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيها أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَو نَهَاراً فَجَعَلْنَاهَا حَصِيداً كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir (Yuunus: 24)

Salah seorang penyair berkata
إِنَّ للهِ عِبَاداً فُطَنَا طَلَّقُوا الدُّنْيَا وخَافُوا الفِتَنَا
نَظَروا فيهَا فَلَمَّا عَلِمُوا أَنَّهَا لَيْسَتْ لِحَيٍّ وَطَنَا
جَعَلُوها لُجَّةً واتَّخَذُوا صَالِحَ الأَعمالِ فيها سُفُنا

Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang cerdas, yaitu yang tidak mementingkan dunia dan takut akan fitnah
Mereka senantiasa memperhatikan, maka ketika mengetahui, dunia ini bukanlah tempat tinggal selama-lamanya bagi yang hidup.
Merekapun menjadikan dunia bagaikan samudra dan menjadikan amalan shalih sebagai bahtera untuk berlayar mengarunginya
Artikel ini berisikan nasehat-nasehat bagi saudara-saudara kita yang terlena dalam kelalaian yang menipu. Mereka menginginkan kebahagiaan yang sesaat, akan tetapi apa yang ia peroleh ?

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia Muhammad saw
Bismillah Assalamu Alaikum 



عَنْ أَبِيْ مُوْسَى عَنِ النَّبِىِّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ : "إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا



Abu Musa meriwayatkan, Nabi SAW bersada: “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa jalla membentangkan tangan-Nya pada waktu malam agar orang yang melakukan kesalahan pada siang hari bisa bertaubat dan Dia membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar orang yang melakukan kesalahan pada malam hari bisa bertaubat hingga matahari terbit dari barat” (H.R. Muslim).

KANDUNGAN HADITS

Hadits ini menerangkan karunia Allah SWT kepada hamba-hambanya agar selalu bertaubat dan memperbaharui taubatnya. Allah SWT menerima taubat hamba-Nya siang dan malam. Dia menerima taubat hamba-Nya sebelum matahari terbit dari barat, yaitu sebelum kiamat datang. Dia menerima taubat hamba-Nya selagi nyawa belum sampai ke kerongkongan, sebelum ajal datang menjemputnya.

Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar mereka menyembah-Nya. Dia menciptakan kematian dan kehidupan agar Dia menguji siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya. Jadi, siapa pun dia yang hidup di dunia ini pasti akan selalu menghadapi ujian dan cobaan. Apakah dia akan lulus menghadapi ujian dan cobaan tersebut, tergantung pada dirinya. Kalau dia mampu menghadapi ujian dan cobaan ini, berarti dia telah sukses dan akan dijauhkan dari siksaan Allah SWT di akhirat nanti. Kesuksesan hakiki adalah dapat dijauhi dan diselamatkan dari adzab api neraka dan kita dimasukkan ke dalam surga-Nya.

"...فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ....".

“Barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, maka dia telah mendapatkan kesuksesan”. (Q.S. Ali Imran/3 : 185 )

Manusia Tak Luput dari Dosa

Rasulullah SAW bersabda:

"كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُوْنَ".

“Setiap anak cucu Adam pasti melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah dia yang selalu mau bertaubat”.  (H.R. Tirmidzi)

Salah satu ciri manusia adalah selalu melakukan perbuatan dosa, baik dosa besar maupun dosan kecil. Namun, Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengampun, Penyayang, dan Penerima taubat. Dia memberikan banyak sarana bagi hambanya untuk selalu melakukan taubat.

Sebesar dan sebanyak apa pun dosa seorang hamba, apakah dia seorang pembunuh, pemabuk, pencuri, perampok, pezina (pelacur), koruptor, rentenir, pemakan riba, pecinta sesama sejenis (homo/lesbi), dukun, dan sebagainya, apabila kembali kepada Allah SWT, bertaubat kepada-Nya dengan penuh harap akan rahmat dan ampunan-Nya, maka ampunan Allah SWT lebih luas dari dosa dan kesalahan manusia.

Jangan ada kata-kata putus asa, misalnya “Allah SWT tidak akan mengampuni saya, dosa saya sudah begitu banyak, keadaan saya saudah kronis, saya manusia bejad, rahmat Allah SWT sudah tertutup buat saya,” dan kalimat apa saja yang berkonotasi kepada kepesimisan dan keputusasaan.

Ingat, syaithan selalu menggoda anak cucu Adam sampai hari kiamat tiba, hingga dia dapat menjerumuskan mereka ke dalam lubang dosa dan kesalahan.

Ingat, di dunia ini, syaithan selalu mencari teman sebanyak-banyaknya untuk menemaninya di neraka kelak. Na’udzi billah. Dia akan selalu berbisik ke telinga manusia agar selalu mengikuti kemauannya. Dia merasuki tubuh manusia dengan cepat, secepat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia.

Ingat, rahmat Allah SWT selalu terbuka buat hamba-Nya yang selalu bertaubat kepadanya. Allah SWT Maha Pengasih, Penyayang, Pengampun, Pemaaf, Penerima taubat hamba-Nya.

Jika kita selau bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya, maka bumi yang tadinya terasa sempit karena lumuran dosa yang menimpa kita, akan kembali terasa begitu luas.

Mari renungi Firman Allah SWT :

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ (53) وَأَنِيبُوْا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوْا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُوْنَ (54)



“Katakanlah (Wahai Muhammad): "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong” (Q.S. Al-Zumar/39 : 53-54).

Jika di dunia ini tidak ada yang melakukan dosa atau kesalahan, pasti Dia akan meciptakan makhluk yang akan berbuat dosa dan kesalahan, sehingga nantinya Allah SWT akan mengampuni, memaafkan, dan menghapuskan segala dosa dan kesalahannya.

Jangan lupa, perbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah SAW. Rasulullah SAW yang maksum,  tidak memiliki dosa, selalu memohon ampun kepada Allah SWT sehari semalam tidak kurang dari 70 kali. Masak kita yang selalu berbuat dosa tidak mau beristighfar kepada-Nya?



عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمَّ يَقُوْلُ : "يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى رَبِّكُمْ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ إِلَيْهِ فِيْ الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ".



Ibnu Umar meriwayatkan bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Tuhan kalian karena sesunggunya aku selalu bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari” (H.R. Ahmad dan Ibnu Hibban).

قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُوْلُ : "وَاللهِ إِنِّيْ َلأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً".

Abu Hurairah r.a. berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah, sesungguhnya aka bertaubat dan memohon ampun kepada Allah dalam sehari semalam lebih dari 70 kali”. (H.R. Bukhari).

Taubatan Nashuha

Jangan melakukan “taubat sambal”; sekarang kapok, besok nyoba lagi. Lakukan taubat yang benar, yakni taubatan nashuha. Lakukan taubat sebelum ajal yang tidak pernah kita undang kedatangannya menjemput kita. Dengan taubatan nashuha, niscaya Allah SWT akan menghapuskan segala dosa yang pernah kita lakukan.

Dengan taubatan nashuha, Dia akan memasukkan kita ke dalam surganya. Surga yang ketika orang memasukinya maka dia akan lupa segala penderitaan yang pernah dialaminya.

Umar bin Khattab r.a. pernah ditanya mengenai taubatan nashuha, beliau menjawab: “Seseorang bertaubat dari perbuatan dosa kemudian tidak mengulanginya perbuatan tersebut”.

Al-Kalby: “Menyesalinya dalam hati, beristighfar dengan lisan, meninggalkan perbuatan dosa tersebut dan tidak akan mengulanginya”.

Qatadah: “Taubatan nashuha adadalah taubat yang benar”.

Hasan Bashri: “Membenci dosa yang pernah dilakukannya dengan senang hati dan beristighfar bilamana mengingatnya”.

Imam Nawawi dalam kitab Riyadhush Shalihin (Bab Al-Taubah) menyebutkan tiga syarat taubat. Bila salah satunya tidak dipenuhi, maka menurutnya taubat itu tidak sah. Ketiga syarat tersebut adalah meninggalkan perbuatan kemaksiatan, menyesal karena telah melakukan kemaksiatan tersebut, dan bertekad tidak mengulanginya untuk selama-lamanya.  Apabila kemaksiatan itu berkaitan dengan sesama manusia, maka dia harus mendapatkan maaf dari orang yang pernah dizhaliminya itu.

Bertaubat itu wajib untuk semua dosa dan kesalahan. Apabila seseorang telah bertaubat dari sebagian perbuatan dosa dan kesalahan, maka menurut para ulama, taubatnya tetap sah dan dia berkewajiban untuk tetap bertaubat untuk dosa dan kesalahannya yang lain.

Kita mohon kepada Allah SWT agar Dia menerima segala amal saleh kita, menjadikan taubat kita adalah taubat yang benar, taubatan nashuha, sehingga dosa dan kesalahan kita yang pernah kita lakukan akan diampuni dan akhirnya kita dimasukkan ke dalam surganya. Amin.   Wallahu a’lam bish-shawab.*
Perbuatan maksiat menimbulkan bermacam-macam dampak, seperti musibah materi dan yang lebih bahaya lagi adalah musibah yang menimpa iman. Artikel singkat ini mengulas dampak-dampak yang diakibatkan perbuatan maksiat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam urusan. (Ar-Rahman: 29)
Ayat diatas menjelaskan tentang kesempurnaan kekuasaan dan hikmah-Nya, dan bahwa segala urusan adalah milik-Nya, Ia Maha mengatur hamba-hamba-Nya sesuai kehendaknya, baik dalam masalah keamanan, ketakutan, kegembiraan, kesedihan, kemudahan, kesulitan, kelebihan ataupun kekurangan.
Risalah ini mengulas tentang beberapa amalan yang mudah dilaksanakan dan akan mendapatkan ganjaran pahala yang sangat besar dengan karunia dari Allah. Amalan-amalan ini banyak dilalaikan dan diremehkan oleh sebagian besar manusia, padahal di dalamnya terdapat banyak pahala.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, sholawat dan salam untuk nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh sahabatnya.
Perbuatan zina akhir-akhir ini sudah merajalela, bahkan mereka melakukannya dengan terang-terangan. Mereka juga merusak generasi muda dengan berbagai media masa.
Semoga risalah ini bermanfaat bagi yang menginginkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Zina itu kehinanan yang akan menghancurkan bangunan yang megah, menundukkan kepala yang berwibawa, menghitamkan wajah yang putih dan membisukan lisan yang tajam. Dan itu adalah kehinaan yang paling berpeluang menanggalkan baju kehormatan, bagaimanapun indahnya baju kehormatan itu. Dan juga merupakan kotoran hitam yang bila menimpa suatu keluarga, maka akan menutupi lembaran-lembaran kehidupan sebelumnya yang putih, dan pandangan matapun tidak memandang mereka kecuali sebagai sesuatu yang hitam dan jelek
Salah satu ciri khas umat islam adalah saling memberikan nasehat kepada sesama agama, dan menerima nasehat itu dengan baik dan hati yang lapang. Apa lagi nasehatnya disampaikan oleh seorang ulama yang terkenal dan ternama, baik kemurnian akidahnya, atau kokohnya dalam memegang manhaj salafi.
Itulah Syeikh kita, Syaikh Rabee bin Hadi AlMadkhali -semoga Allah menjaganya dari segala keburukan- Beliau memberikan nasehat kepada umat ini pada umumnya dan kepada para duat, dan thulabul ilmi, pembawa panji dakwah salafy. marilah kita simak nasehat beliau yang berharga ini....

Ditulis oleh: Syeikh Rabee bin Hadi Umair Al Madkhali
Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Muhammad Elvi bin Syamsi
(Da`i dan Penerjemah Bahasa Indonesia di Islamic Dawa & Guidance Center Hail.)
=======================================================
Wahai anakku...
Sesungguhnya Rabmu mengetahui apa yang kamu betikkan dalam hatimu, dan Dia mengetahui apa yang engkau ucapkan dengan lisanmu, dan Dia melihat terhadap segala amalanmu, maka bertakwalah kamu kepada Allah wahai anakku, dan berhati-hatilah kamu terhadap pengawasan-Nya pada saat kamu dalam keadaan yang tidak diridhai oleh-Nya.

Hati-hatilah kamu dari kemurkaan Rabbmu, yang mana Dialah yang telah menciptakanmu dan memberikan rizki kepadamu serta yang telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan di dalam kehidupanmu. Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar perintahnya? Apakah kamu tidak khawatir nantinya bapakmu akan menghukummu? Maka jadikanlah perasaanmu sama seperti itu [bahkan lebih] kepada Allah, karena Dia dapat melihat dirimu disetiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat Dia! Maka janganlah kamu anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah dilarang darinya!

FREE WORLDWIDE SHIPPING

BUY ONLINE - PICK UP AT STORE

ONLINE BOOKING SERVICE