Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul
yang paling mulia Muhammad saw
Wa ba'd:
Allah berfirman: Telah dekat kepada manusia hari perhitungan segala
amal mereka, sedang mereka ada dalam kelalaian lagi berpaling
(daripadanya) (Al-Anbiya': 1)
Orang yang memperhatikan keadaan manusia pada zaman sekarang ini
akan dapat melihat betapa tepatnya ayat ini dengan kenyataan yang ada.
Mereka berpaling dari minhaj Allah serta lalai dari urusan akhirat dan
tujuan mereka diciptakan. Mereka merasa seolah-olah tidak diciptakan
untuk beribadah, melainkan untuk bersenang-senang mengikuti hawa
nafsunya. Mereka berfikir tentang dunia, mereka mencintai karena dunia,
dan meraka bekerja demi dunia. Mereka saling bersaing, bermusuhan bahkan
saling membunuh hanya karena dunia.
Itu semua telah menyebabkan mereka meremehkan dan mengabaikan
perintah-perintah Rabbnya. Bahkan sebagian mereka ada yang sudah
berencana untuk meninggalkan shalat atau menunda hingga akhir waktu
karena ada urusan pekerjaan atau menyaksikan pertandingan, atau karena
janji dan lain sebagainya.!!
Segala sesuatu dalam hidup ini memiliki porsi di hati mereka.
Pekerjaan, perdagangan, olahraga, perjalanan, film-film, sinetron, lagu
dan musik, makan, minum, tidur, dan semuanya memiliki tempat tersendiri
dalam hatinya kecuali Al-Qur'an dan perintah-perintah agama.
Engkau lihat bahwa salah seorang dari mereka begitu cerdas dan
pandai dalam perkara dunia, akan tetapi si cerdas yang miskin ini tidak
dapat mengambil manfaat dari kepandaian dan kecerdasannya itu pada
perkara yang bermanfaat baginya di akhirat kelak. Kepandaiannya tidak
menuntunnya menuju jalan hidayah dan istiqamah di atas agama Allah yang
padahal di sanalah dia akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sungguh inilah bentuk terhalangnya seseorang dari merasakan kebahagian
hakiki.
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia;
sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Ar-Rum: 7)
Kita katakan kepada mereka yang senantiasa tenggelam dalam
kezhaliman, dosa, dan kemaksiatan bahwa mereka ini boleh jadi tidak
mempercayai adanya neraka, atau meyakini bahwa neraka diciptakan untuk
selain mereka. Mereka telah lupa akan hari perhitungan dan hari
pembalasan dan mereka pura-pura buta akan apa yang terpampang di hadapan
mata berupa kedahsyatan, kesulitan dan kengeriannya.
Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan) (Al-Hijr: 72)
Mereka sibuk mengurusi kenyamanan dan kebahagian fisik mereka di
dunia yang fana dan mereka mengabaikan kebahagiaan dan kenyamanan di
akhirat yang kekal selamanya. Betapa semangatnya mereka mengejar harta.
Betapa seriusnya mereka dalam bekerja. Dan betapa telatennya mereka
memperhatikan kesehatan tubuhnya. Akan tetapi, mempelajari urusan agama,
memahami, mengamalkan, dan berpedoman padanya adalah perkara yang
paling akhir yang dipikirkannya. Itupun kalau mereka masih punya sisa
waktu dari kesibukannya mengejar dunia.
Waktu mereka habis tanpa faidah. Bahkan mayoritasnya dihabiskan pada
hal yang diharamkan dan melanggar yang diwajibkan. Mereka melakukannya
dengan dalih mencari kesenangan dan kebahagiaan. Padahal apa yang mereka
lakukan ini sama sekali tidak akan mengantarkan melainkan kepada
kesengsaraan. Sadar atau tidakkah mereka itu dengan firman Allah swt:
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada
hari kiamat dalam keadaan buta. (Thaha: 124)
Sampai-sampai keadaan umumnya mereka seperti yang dikatakan oleh seorang penyair:
Siangmu kau habiskan dalam kelalaian wahai orang yang tertipu
Dan malammu kau habiskan untuk tidur di dalam selimutmu
Engkau sibuk dengan hal-hal yang tidak akan akan engkau sukai akibatnya
Dan di dunia, engkau hidup tak ubahnya seperti binatang
Kesadaran mereka akan dosa telah mati dan kesadaran mereka akan
segala kekurangan pun telah tiada. Sampai-sampai mereka mengira sedang
berada di atas kebaikan, bahkan tidak terlintas sedikitpun di benaknya
betapa minimnya dia menunaikan kewajiban. Hanya semata-mata menjaga
pokok agama dan shalat, mereka merasa telah berada dalam kabaikan yang
besar. Mereka mengira telah menghimpun Islam dan surga menanti
kehadirannya di ujung sana. Mereka telah melupakan ratusan bahkan ribuan
dosa dan maksiat yang dilakukan siang dan petang. Ghibah, dusta,
melihat yang haram, makan yang haram, mencukur janggut, isbal, dan
kamaksiatan lainnya yang mereka anggap remeh telah mereka lupakan.
Mereka menyangka itu semua tidaklah berbahaya dan tidak akan
menjerumuskan mereka ke dalam kerugian dan kebinasaan di dunia dan di
akhirat.
Tidakkah mereka sadar akan sabda Nabi saw: Waspadalah kalian
terhadap dosa-dosa kecil. Sesungguhnya dosa kecil itu apabila telah
terkumpul maka akan membinasakan pelakunya
Ditambah dengan dosa-dosa besar bahkan termasuk yang paling besar
seperti riba, zina, liwath, suap, dan semisalnya. Tidakkah mereka
sadar?!
Sungguh mengherankan! Tidakkah mereka bosan dengan hidup seperti
itu? Tidakkah mereka bertanya kepada diri sendiri, apa yang ada di akhir
hidup nanti? Apakah yang ada setelah kelezatan dan tenggelam dalam
syahwat ini? Apakah mereka lalai dengan apa yang ada di balik itu
semua…. Apakah mereka lalai akan kematian, perhitungan, qubur, shirat,
neraka dan adzab? Tidakkah terbayang oleh mereka kengerian dan
kedahsyatan itu semua? Telah lenyap kelezatan dan tersisalah akibat yang
menyakitkan. Tenggelam dalam syahwat mewariskan penyesalan dan kerugian
yang mendalam. Kesenangan yang sedikit namun membuahkan adzab yang
pedih serta ratapan di dasar Jahannam. Adakah orang berakal yang mau
mengambil pelajaran?! Adakah dia yang mau mentadabburi dan beramal untuk
tujuan apa dia diciptakan dan mempersiapkan diri dengan apa yang akan
disongsong di depan?!!
Gemerlapnya dunia dan mudahnya mencari kesenangan dunia telah
membuat buta mata mereka yang miskin dan terbuai dalam kelalaian ini.
Sungguh mereka akan sangat menyesal dengan sebenar-benarnya penyesalan
apabila terus menerus dalam kelaian, tenggelam dalam permainan dan senda
gauraunya ini. Mereka tidak akan sanggup untuk bangun dari kelalaian
itu dan tidak akan bertaubat kepada rabbnya Yang Mahatinggi.
Allah berfirman tentang mereka itu: Biarkanlah mereka (di dunia ini)
makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong),
maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (Al-Hijr:
3)
Yakni biarkan mereka hidup seperti binatang yang tidak memikirkan
apa-apa kecuali makan, minum, pakaian, dan mencari pasangan. Belum
tibakah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui hakikat hidup dan
untuk tujuan apa dia diciptakan?
Saudaraku yang membaca tulisan ini! Diamlah sejenak bersama tulisan
ini. Introspeksi dirilah, Tanya pada dirimu dan lihat bagaimana engkau
dalam kehidupan ini. Apakah dirimu seperti mereka yang lalai dan
tenggelam dalam permaianan dan senda gurau itu atau tidak? Apakah engkau
telah berada di atas jalan yang benar yang akan mengantarkanmu kepada
keridlaan Allah dan surga-Nya yang penuh kenikmatan? Atau apakah engkau
mencari jalan yang sesuai dengan ambisi dan syahwatmu meskipun di
dalamnya mengandung kesengsaraan dan kebinasaan? Lihatlah dua jalan ini
wahai saudaraku. Sungguh ini bukanlah perkara yang remeh. Demi Allah ini
adalah perkara yang besar dan perlu keseriusan. Saya yakin bahwa tidak
ada yang lebih berharga di sisimu dari dirimu sendiri, maka
bersungguh-sungguhlah untuk menyelamatkannya dari neraka dan murka Allah
yang keras siksa-Nya.
Lihatlah saudaraku bagaimana engkau menyikapi perintah Allah dan
Rasul-Nya saw? Apakah engkau mengamalkan dan merealisasikannya dalam
kehidupan atau engkau mengabaikannya dan hanya mengambil sebagian yang
sesuai dengan ambisi dan nafsumu semata?
Agama ini tidak bisa dipecah-pecah. Iltizam(berpegang) pada sebagian
urusannya dan meninggalkan yang lainnya dianggap sebagai penghinaan,
meremehkan, dan mempermainkan perintah Allah swt. Sangatlah tidak layak
bagi seorang muslim untuk berbuat demikian. Sungguh Allah telah melarang
hal itu dan mengancam pelakunya dengan adzab yang pedih.
Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab dan ingkar terhadap
sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian
daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan di dunia dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat. (Al-Baqarah:
85)
Muslim yang sejati waktunya habis untuk beribadah. Agama baginya
bukanlah hanya sekedar simbol ibadah. Ditunaikan kemudian hidup dalam
kehidupan yang tanpa agama dan tanpa ibadah. Yakni kehidupan dengan
makanan yang haram, minum yang haram, mendengar yang haram, melihat yang
haram, bicara yang haram, dan berbuat yang haram!! Sungguh mereka yang
berbuat demikian berarti tidak faham hakikat Islam yang di emban dan dia
dambakan.
Saudaraku! Wahai yang tenggelam dalam kemaksiatan, sampai kapankah
kelalaian ini akan berlangsung? Sampai kapankah engkau berpaling dari
Allah? Tidakkah tiba saatnya engkau bangun dan bangkit dari kelalaian
ini? Belum tibakah saatnya hati yang keras ini menjadi lunak dan khusyu'
kepada rabb semesta alam?
Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk
hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka). (Al-Hadid: 16)
Segeralah bertaubat dan semangatlah! Tidakkah engkau ingin menjadi
bagian dari kelompok orang-orang yang bertaubat? Tidakkah engkau
menginginkan apa yang mereka inginkan? Apakah engkau merasa lebih kaya
dan tidak butuh kepada apa yang mereka dambakan berupa pahala di sisi
Allah? Apakah mereka takut kepada Allah sementara engkau merasa kuat
sehingga tidak takut kepada-Nya?
Tidakkah engkau menginginkan surga saudaraku? Bayangkanlah engkau
bisa melihat wajah Rabbmu Yang Mulia di surga. Bayangkanlah engkau bisa
berjabat tangan dengan makhluk yang paling mulia Muhammad saw, engkau
menciumnya, dan duduk bersamanya serta bersama para nabi dan shahabat
lainnya di surga. Allah berfirman: Dan barangsiapa yang menta'ati Allah
dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama orang yang dianugrahi nikmat
oleh Allah yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid,
dan orang-orang shaleh. (An-Nisa: 69)
Bayangkanlah dirimu ada dalam puncak kebahagianan di surga 'Adn yang
mengalir di bahwanya sungai air, sungai susu, dan sungai madu, serta
bidadari berparas ayu nan cantik jelita bagaikan mutiara. Di dalamnya
engkau bisa mendapatkan apa yang engkau inginkan. Bayangkanlah semuanya
ini, surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Kemudian bayangkanlah juga olehmu neraka, panasnya, luasnya,
dalamnya, kedahsyatan dan kengeriannya. Adzab yang diderita oleh
penghuninya berlangsung terus tanpa henti.
Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan
mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka
dikatakan): 'Rasakanlah adzab yang membakar ini.' (Al-hajj: 22)
Bayangkanlah semua itu mudah-mudahan akan membantumu untuk segera
bertaubat kembali kepada Allah. Demi Allah, engkau selamaya tidak akan
pernah menyesal karena taubat. Bahkan engkau akan mendapatkan
kebahagiaan dengan izin Allah di dunia dan di akhirat dengan kebahagian
yang sebenarnya. Berusahalah mulai hari ini untuk menempuh jalan
tersebut dan janganlah menyerah. Bukankah engkau senanitasa membaca
dalam shalatmu: Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (Al-Fatihah: 6)?
Maka selama engkau menghendaki jalan yang lurus, mengapa engkau tidak menempuh dan menelusurinya!!
Saudaraku hati-hatilah kalian jangan sampai tertipu oleh dunia dan
condong kepadanya. Hati-hatilah engkau untuk menjadikan dunia sebagai
cita-cita dan tujuan hidupmu. Sungguh setiap kali engkau melewati detik
demi detik dari hidupmu ini dan engkau merasakan kenikmatannya, berarti
engkau pergi meninggalkannya. Maka sangatlah disesalkan apabila kematian
datang menjemputmu sementara engkau belum sempat bertaubat.
Sangatlah disayangkan ketika engkau diseru untuk betaubat engkau
tidak menyahutnya. Jadilah engkau orang yang cerdas yang bisa berfikir
dan beramal untuk apa yang akan dihadapi. Di depanmu telah menanti
kematian dan sakaratnya, qubur dan kegelapannya, padang mahsyar berikut
kedahsyatannnya. Engkau akan berdiri dihadapan Allah dan akan ditanya
tentang apa yang telah engkau kerjakan, baik kecil ataupun besar. Maka
persiapkanlah jawaban untuk itu
Maka demi Tuhanmu, Kami akan menanyai mereka semua, tentang apa yang mereka kerjakan dahulu. (Al-Hijr: 92-93)
Demi Allah, tidaklah pantas sama sekali bagi seorang yang berakal
untuk bermain-main dalam kesia-sian di dunia ini serta bermaksiat kepada
Allah swt. Sungguh tidaklah pantas bagi yang berakal melakukan semua
itu sementara di hadapannya telah menanti kengerian dan kedahsyatan
siksa Allah. Sungguh merupakan kesempatan besar yang Allah karuniakan
kepadamu dengan hidupnya engkau sampai detik ini. Allah masih memberikan
kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Maka pujilah Allah
karenanya. Janganlah engkau sia-siakan kesempatan yang ada. Segeralah
bertaubat selama engkau masih hidup dan selama kematian belum datang
menjemput. Ingatlah mereka yang telah keluar dari dunia karena engkaupun
akan keluar dari dunia ini juga. Akan tetapi engkau sekarang masih
berada di negeri amalan dan masih punya kesempatan bertaubat dan
beramal. Adapun mereka, mayoritas mereka sangat berharap untuk bisa
bertaubat dan kembali kepada Allah akan tetapi keadaan mereka
mengatakan:
Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang
kiamat itu, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya.
(Al-An'am: 31)
Maka hati-hatilah jangan sampai berbuat kesalahan sehingga engkau
akan menyesal pada hari di mana tidak bermanfaat lagi penyesalan.
Selamatkanlah dirimu dari neraka selama kesempatan itu masih ada di
tanganmu dan sebelum engkau berkata:
Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku bisa berbuat amal
shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan. (Al-Mu'minun: 100)
Dan saat itu keinginanmu tersebut tidak Allah kabulkan sama sekali.
|