31 Desember, 2014

Mengapa harus belajar ilmu syar’i?

Ketahuilah wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu, bahwasanya Allah azza wa jalla menciptakan alam semesta ini bukanlah karena iseng atau sekedar main-main, akan tetapi Allah menciptakan alam semesta ini dengan tujuan yang pasti yakni untuk menguji siapa diantara hamba-Nya yang pantas untuk memasuki surga yang penuh kenikmatan dan siapa diantara hamba-Nya yang pantas untuk disiksa di neraka. Allah berfirman

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun:115)

Allah juga berfirman


وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاء وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” (Al-Anbiyaa:16)

Kemudian Allah menjelaskan tujuan penciptaan kehidupan ini

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ * الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Al-Mulk:1-2)

Fudhail bin ‘Iyad menjelaskan bahwa yang paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas dan paling benar (sesuai contoh).

Perhatikanlah wahai saudaraku, Allah tidak mengatakan yang paling banyak amalnya! akan tetapi yang paling baik amalnya, sehingga dalam beramal perlu ilmu karena amalan tanpa didasari dengan ilmu itu tidak diterima, selain itu beramal perlu keikhlasan, hanya karena Allah saja.

Allah juga menjelaskan bahwa tujuan penciptaan adalah untuk beribadah kepada-Nya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.(Adz-Dzariaat: 56)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Makna ibadah adalah taat kepada Allah dengan menjalankan apa-apa yang diperintahkan-Nya melalui lisan-lisan para rasul”

Beliau menjelaskan lagi bahwa “Ibadah adalah hal yang mencakup segala perkataan dan perbuatan, baik yang lahir maupun yang bathin yang dicintai dan diridhai Allah

Allah mengirim utusan yang harus ditaati

Allah azza wa jalla tidak membiarkan begitu saja makhluk yang telah diciptakan-Nya, bahkan membimbing mereka dengan diutusnya para rasul yang bertugas untuk menunjukkan jalan kebaikan dan memperingatkan dari jalan-jalan keburukan.

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خلَا فِيهَا نَذِيرٌ
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (Faathir: 24)

Taat kepada Rasul berarti juga taat kepada Allah

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah: ’Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Ali-Imran: 31)

Rasulullah shalallahu wa’alaihi wa sallam bersabda

كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى” فقيل : ومن يأبى يا رسول الله؟ قال: “من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني دخل النار
“Semua umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan”. Para Sahabat bertanya “Ya Rasulullah, siapa yang enggan tersebut?” Beliau menjawab “Barangsiapa yang taat kepadaku, niscaya akan masuk surga dan barang siapa yang mendurhakaiku maka dialah yang telah enggan masuk surga” (HR. Bukhari)

Adakah jalan selain dengan mempelajari Al-Quran dan Hadits, kita dapat memahami apa-apa yang diperintahkan dan dilarang?

Paham tidaknya seseorang tentang Islam merupakan salah satu tanda keselamatan seseorang, dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu wa’alaihi wa sallam bersabda

من يرد الله به خيراً يُفقهه في الدين
Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan membuatnya pandai dalam agamanya (HR. Bukhari dan Muslim)

Apakah kebaikan di dunia itu? Kebaikan di dunia adalah ilmu dan amal shalih. Adapun kebaikan di akhirat adalah surga.

Rasulullah shalallahu wa’alaihi wa sallam menegaskan bahwa amalan yang tidak dicontohkan tidak akan diterima sebagaimana sabdanya

من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintahnya, maka amalan tersebut tidak diterima” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, menuntut ilmu syar’i menjadi kewajiban setiap muslim, yakni ilmu yang apabila seseorang tersebut tidak mengetahuinya dapat terjatuh dalam pelanggaran aturan Allah, apakah berupa melakukan keharaman yang seharusnya dia tinggalkan atau berupa meninggalkan kewajiban yang seharusnya dia laksanakan, yakni ilmu tentang tauhid, aqidah, shalat, wudhu, puasa dan lain sebagainya.

Referensi
1.Syarh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Utsaimin
2.Kitabul Ilmi, Syaikh Utsaimin

FREE WORLDWIDE SHIPPING

BUY ONLINE - PICK UP AT STORE

ONLINE BOOKING SERVICE