Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah membimbingmu ke atas Siratal Mustaqim.
Bahwasanya orang-orang orientalis dan orang-orang syiah berusaha
untuk merusak aqidah umat Islam. Mereka mencela, menuduh pengkhianat,
bahkan kafir terhadap para Sahabat - murid-murid Rasululllah shallallahu
waalaihi wa sallam.
Mereka membungkus kejahatan mereka dengan kata-kata yang indah,
dengan memberikan tinjauan-tinjauan politik, ekonomi, sosial budaya
terhadap Sejarah Islam, tetapi pada ujungnya mereka mencela para
Sahabat.
Mengapa mereka mencela para Sahabat ?
Karena dengan mencela para sahabat mereka bermaksud untuk
membatalkan Al-Quran dan Al-Hadits, karena lewat para Sahabatlah kita
mengetahui Al-Quran dan Al-Hadits dan itulah tujuan mereka.
Mencela para Sahabat dengan tuduhan pendusta, pengkhianat, bahkan
kafir berarti juga menuduh dakwah Rasulullah gagal. Mencela para Sahabat
berarti juga mencela Rasulullah. Misalkan, jika dikatakan bahwa
teman-teman akrabnya si Fulan itu: tukang mabok, pencopet, perampok,
suka pergi ke tempat pelacuran, apa yang kalian simpulkan tentang si
Fulan. Tentu kalian akan mengatakan bahwa si Fulan kurang lebih sama
dengan teman-temannya itu.
Lewat pintu inilah (mencela para Sahabat Nabi) orang-orang
orientalis dan syiah berusaha merusak aqidah umat Islam. Syiah itu
seperti serigala berbulu domba, mereka mengaku sebagai umat Islam,
tetapi mereka sesungguhnya akan menikam aqidah kalian-wahai saudaraku,
hati-hatilah !
Tulisan singkat ini berusaha untuk menutup pintu yang biasanya
digunakan masuk oleh srigala-srigala berbulu domba dan kemudian akan
merusak aqidah umat Islam. Bila ingin rinci, bacalah kitab-kitab para
ulama ahli hadits yang mengupas masalah seperti ini. Tulisan ini
merupakan pembelaan bagi para Sahabat.
I. PARA SAHABAT ADALAH SEBAIK-BAIK UMAT
Allah taala menyatakan bahwa para sahabat merupakan sebaik-baik
umat, Allah taala berfirman [artinya]: Kalian adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah
dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.(Ali-Imran:110)
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Sebaik-baik manusia
adalah pada generasiku (sahabat), kemudian setelahnya (tabiin) kemudian
setelahnya (tabiut tabiin) (HR. Bukhari & Muslim dan lainnya)
Apabila ada orang sesat yang menuduh para sahabat nabi sebagai
sejahat-jahat umat-sebagai pengkhianat, siapa yang akan kalian benarkan,
apakah ucapan Allah dan Rasul-Nya atau orang-orang sesat tersebut wahai
orang-orang yang berakal ?
II. PERSAKSIAN AL-QURAN BAHWA PARA SAHABAT BERIMAN DENGAN SEBENAR-BENARNYA
Sungguh, Allah taala telah bersaksi bahwa para sahabat Nabi, baik
dari Muhajirin maupun Anshar bahwa mereka adalah mumin yang haqiqi.
Allah berfirman [artinya]: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah
serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat
kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka
itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan
dan rezki (nikmat) yang mulia. (Al-Anfaal:74)
III. PARA SAHABAT TELAH DI RIDHAI OLEH ALLAH TAALA
Allah telah meridhai para sahabat, dan menjanjikan begi mereka
Sorga, Allah berfirman [artinya]: Dan orang-orang yang pertama-tama
(masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah:100)
IV. KEKAFIRAN MERUPAKAN HAL YANG SANGAT JAUH BAGI PARA SAHABAT
Allah telah membimbing para Sahabat untuk mencintai keimanan dan
membenci kekafiran, Allah berfirman: Tetapi Allah menjadikan kamu cinta
kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
(Al-Hujurat:7)
Adalah sangat menggelikan mendengar gonggongan serigala-serigala
berbulu domba, yang mereka menuduh para Sahabat kemudian murtad
sepeninggal Rasulullah. Padahal Allah telah menjadikan para Sahabat
mencintai keimanan dan membenci kekafiran, Allah juga telah menjanjikan
Surga bagi Muhajirin dan Anshar. Apakah mungkin Allah menjanjikan sorga
kepada orang-orang yang murtad ?. Berita gembira bahwa para sahabat akan
memperoleh sorga membuktikan bahwa para sahabat terbebas dari
kemunafikan.
V. ALLAH TELAH MENJADIKAN SAHABAT SEBAGAI KHALIFAH DAN BUKTI-BUKTINYA.
Sungguh, Allah telah berjanji akan menjadikan khalifah (penguasa)
bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, Allah berfirman
[artinya]: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa (An-Nur:55).
Pada masa kekhalifahan khulafaur Rasyidin wilayah umat Islam meluas
sampai ke Persia, Bashra, Damaskus, Mesir, Rumawi, Konstantinopel
(sekarang Ankara Turki), Maroko, Cyprus, Cina, Iraq, Khurasan, Ahwaz dan
negeri-negeri lainnya.
Kenyataan sejarah ini sebagai bukti bahwa para Sahabat merupakan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.
VI. PARA SAHABAT TIDAK MENGUBAH SEDIKITPUN DIEN DAN SYARIAT.
Allah juga menjamin bahwa para Sahabat tidak akan merubah sedikitpun
dien (agama) dan syariat yang mereka terima dari Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam, Allah berfirman [artinya]: Di antara
orang-orang mumin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka
janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur.Dan di
antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun
tidak merobah (janjinya) (Al-Ahzab:23)
VII. SAHABAT BUKAN MUNAFIQ DAN MUNAFIQ BUKAN SAHABAT
Munafiq pada masa Rasulullah tidaklah banyak dan mereka jelas
ciri-cirinya. Kaum Mukminin mengetahui orang-orang munafiq dari
Al-Quran, Al-Quran menerangkan bahwa bahwa kaum munafiq akan mengatakan
demikian-demikian. Allah juga telah menyingkap keadaan munafiqin. Dalil
tentang hal ini akan terlalu banyak untuk disebutkan disini.
Definisi Sahabat Nabi adalah orang yang bertemu Nabi dalam keadaan iman dan meninggal dalam keadaan iman.
VIII. PARA SAHABAT BUKANLAH MALAIKAT DAN BUKAN PULA NABI, SEHINGGA TIDAK MASUM
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah membimbingmu ke atas Siratal Mustaqim.
Para Sahabat itu bukanlah malaikat dan bukan pula Nabi, sehingga
tidak terbebas dari kesalahan, namun Allah telah menjanjikan ampunan
bagi mereka. Sehingga tidak pantas bagi kita mengorek-ngorek
kesalahan-kesalahan mereka, misalnya dengan membahas perselisihan
diantara mereka dan kemudian sebagian sahabat dicela.
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah membimbingmu ke atas Siratal Mustaqim.
Sahabat itu mujtahidin, sehingga bila ijtihadnya keliru mereka mendapat satu pahala dan jika benar mendapat 2 pahala.
Allah taala berfirman [artinya]: Itu adalah umat yang telah lalu,
baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan, dan
kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka
kerjakan (Al-Baqarah:141)
Para Sahabat telah pergi dengan membawa keridhaan Rabb, dijanjikan
sorga, diampuni kesalahannya dan keutamaan-keutamaan lainnya. Pantaskah
kita mengorek-ngorek kesalahan mereka ?.
Beramalah untuk bekal kalian menghadap Rabbul Alamin !
IX. HUKUM ORANG YANG MENCACI PARA SAHABAT DENGAN MENUDUHNYA KAFIR, MURTAD DAN FASIQ SEMUANYA ATAU SEBAGIANNYA.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan: Adapun orang yang
melampaui masalah itu, hingga menyangka bahwa para sahabat itu murtad
sepeninggal Rasulullah shallallahualaihi wa sallam kecuali hanya
beberapa orang saja yang tidak sampai sepuluh orang, atau menganggap
para Sahabat pada umumnya fasiq, maka yang demikian itu tidak diragukan
kekafirannya, karena dengan demikian dia telah mengkufuri banyak
ayat-ayat Al-Quran yang menyatakan karidhaan dan pujian Allah kepada
mereka. Bahkan barangsiapa yang meragukan kekafirannya, berarti dia
kafir dengan kafir yang sebenar-benarnya kafir... kemudian beliau
menyatakan: Dan kekafiran yang demikian ini adalah perkara yang sudah
diketahui dengan pasti dari agama Islam. (As-Sharimul Maslul)
Imam Malik berpendapat kafir terhadap orang-orang yang membenci para
Sahabat berdasarkan Surat Al-Fath ayat 29 yang menerangkan keadaan para
Sahabat: Agar Allah menjengkelkan orang-orang kafir dengan keadaan
mereka seperti itu. Pengertian seperti ini juga disepakati oleh Imam
Syafii dan lainya. (As-Shawaiqul Muhriqah, Tafsir Ibnu Katsier,
As-Sunnah karya Al-Khallal)
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Rasulullah, keluarga, dan para Sahabatnya.
Allahu taala alam. Akhiru dawana wal hamdulillahirabbil alamin.