Soal:
Kapan seseorang dikatakan menyelisihi paham salaf, dengan kata lain kapan dia
dikatakan bukan seorang salafi ?dan bolehkah kita katakan bahwa si fulan salafi
aqidahnya tetapi ikhwani manhajnya?
Jawab:
Syeikh Musa ibn Nasr:
Bukanlah tiap orang berhak-baik seorang alim ataupun penuntut ilmu- untuk mengeluarkan
ataupun memasukkan seseorang kedalam salafiyyah. Karena salafiyyah bukanah perusahaan,
yayasan sosial, ataupun partai politik. Salafiyyah adalah Islam itu sendiri
.Tidak seorangpun dapat mengeluarkan seseorang dari dalam Islam, sebab seseorang
tidak akan keluar dari Islam kecuali dengan kekafiran ataupun mengingkari sesuatu
perkara prinsip yang telah diketahui secara pasti dalam agama.
Seseorang tidak akan keluar dari Islam kecuali dengan beberapa persyaratan
yang telah disebutkan ulama.
Ungkapan yang diperbolehkan sebatas: "si fulan telah menyelisihi manhaj
salaf, sifulan telah meyelisihi aqidah, menyelisihi apa-apa yang diperbuat salaf"
hal ini kita nyatakan jika dia keliru dalam pemahaman salaf atau menjauhi kebenaran
salaf.dalam masalah-masalah ataupun kaedah-kaedah tertentu.
Adapun orang orang yang mencampur adukkan berbagai macam pola, dia menyatakan
rela dengan aqidah salaf tetapi tidak dengan manhaj salaf, maka hal ini tidak
pernah didapati dalam manhaj para salaf. Sebab seseorang harus menjadi seorang
salaf yang tulen sejak dari ujung rambutnya hingga ujung kakinya.
Seorang yang mengaku salaf harus mengambil agama ini secara keseluruhannya.
Dia harus rela dengan aqidah salaf dan manhaj salaf, berakhlak layaknya akhlak
salaf, beramal sebagaimana yang diamalkan salaf. Inilah dia seorang salafi.
Sebab Allah Subhanahu wa ta'ala mengatakan: "Hai orang-orang beriman masuklah
kalian kedalam Islam secara keseluruahan".
Kami tidak pernah tahu ada seseorang salafi yang rela atau mengakui kebenaran
aqidah salaf sementara dia mengambil pemikiran hizbiyyah. Melihat dengan kaca
mata hizbiyyah, dan tidak mendekat kecuali kepada hizbnya, loyalnya dan cintanya
hanya pada hizb-nya , dia tidak akan tenang jika yang datang kepadanya bukan
dari kelompoknya, sekalipun orang yang paling alim, paling benar dan paling
tunduk mengikuti sunnah Nabi dan petunjuk para sahabatnya.
Sifat talfiq (memilih-milih mana yang dia suka berdasarkah hawa nafsu-pent)
ataupun ganti-ganti warna ini, sangat bertentangan sekali dengan manhaj salaf.
Ketika anda mengatakan "manhaj salaf" maka sebenarnya manhaj ini adalah
manhaj yang sempurna yang masuk didalam cakupannya aqidah, negara, muamalah
dan segala sesuatu yang menyangkut Islam baik hukum-hukumnya dan kaedah-kaedahnya.
Tetapi kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala semata, dan yang
maksum hanyalah Rasulullah seorang, dengan demikian kita jangan mengganggap
bahwa seseorang salafi itu dapat steril dari berbagai kekurangan dan aib, atau
steril dari segala ketergelinciran dan kekeliruan. Namun pasti sangat jelas
beda seseorang yang keliru karena salah dalam memahami sesuatu masalah dengan
seseorang yang dengan sengaja membangun mazhabnya dengan hal-hal yang bertentangan
dengan paham salaf; mencurahkan energi dan daya pikirya untuk membela dan mempertahankan
ideologinya itu; memberikan wala dan baro berdasarkan itu. wabillahi at-taufik.
Seri Soal Jawab Dauroh Syar'iyah Surabaya 17-21 Maret 2002
Dengan Masyayaikh Murid-murid Syaikh Muhammad Nashirudiin Al-Albani Hafidzahumullahu
Diterjemahkan oleh Ustadz Ahmad Ridwan , Lc.
Dengan Masyayaikh Murid-murid Syaikh Muhammad Nashirudiin Al-Albani Hafidzahumullahu
Diterjemahkan oleh Ustadz Ahmad Ridwan , Lc.