23 Maret, 2015

Akhlak Yang Baik Dan Pentingnya Hal Itu Bagi Para Penuntut Ilmu (2)


Akhlak yang baik dalam muamalah dengan Khaliq mencakup tiga perkara :

1. Menerima berita-Nya Dengan Cara Membenarkannya

Dengan cara tidak boleh ada keraguan dalam diri manusia dalam mempercayai berita dari Allah Ta’ala karena berita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumber dari ilmu dan Dia adalah yang paling benar ucapan-Nya sebagaimana firman Allah :


وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا

” Siapakah yang lebih benar ucapannya dari pada Allah ?” (An Nisa : 87).

Dan konsekwensi dari membenarkan berita dari Allah adalah hendaknya manusia  percaya kepada hal itu dan membelanya serta memperjuangkannya dengan cara tidak boleh dimasuki oleh keraguan atau menanamkan keragu-raguan tentang berita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berita dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Salam . Apabila dia telah berakhlak seperti ini  maka pasti dia akan menolak semua syubhat yang disodorkan oleh orang-orang yang tidak suka kepada berita dari Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Salam , baik dari kalangan kaum muslimin yang mengada-adakan kebid’ahan dalam agama Allah maupun dari selain kaum muslimin yang melemparkan syubhat  ke dalam hati kaum muslimin. Kita beri contoh tentang hal itu. Di dalam sahih Bukhari dari hadis Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu , bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda :

إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالْأُخْرَى شِفَاءً

“Apabila seekor lalat jatuh ke dalam minuman salah seorang diantara kalian maka tenggelamkanlah kemudian buanglah lalat itu karena pada salah satu sayapnya ada penyakit sedangkan pada yang satunya lagi ada obatnya.”[1]

Ini adalah berita dari Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Salam  dan beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Salam dalam urusan yang ghaib tidak berbicara dari hawa nafsunya kecuali sesuai apa yang diwahyukan kepadanya, karena beliau adalah manusia, dan manusia tidak mengetahui hal yang ghaib, bahkan Allah telah berfirman :

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ

” Katakanlah ! Aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa aku mempunyai perbendaharaan ilmu Allah dan aku tidak mengetahui yang ghaib dan aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa aku adalah malaikat. Aku tidakl;ah mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” (Al  An’am : 50).

Berita ini wajib bagi kita untuk menerimanya dengan akhlak yang baik. Dan akhlak yang baik terhadap berita ini adalah menerimanya dan meyakini bahwa apa yang dikatakan oleh Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Salam dalam hadis ini adalah benar sekalipun banyak orang yang menentangnya. Kita mengetahui dengan ilmu yakin bahwa apa yang menyelisihi hadis yang sahih dari rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Salam adalah batil, karena Allah berfirman :

فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

” Maka tidak ada lagi selain kebenaran kecuali kesesatan, maka bagaimana kalian bisa dipalingkan ?” (Yunus : 32)

Contoh lain :

Tentang berita hari kiamat. Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa matahari akan dekat dari manusia pada hari kiamat sejauh satu mil.[2] Baik mil waktu tempuh atau mil jarak. Jarak antara matahari dan manusia saat itu begitu dekat, sekalipun demikian manusia tidak terbakar dengan panasnya, padahal seandainya matahari di dunia sekarang dekat sejarak beberapa mil pasti dunia ini akan terbakar. Mungkin ada orang yang berkata :” Bagaimana matahari dekat dengan manusia pada hari kiamat dengan jarak seperti itu lalu manusia tetap eksis ? Bagaimana akhlak yang baik terhadap hadis ini ? Akhlak yang baik terhadap hadis ini  adalah menerima dan membenarkannya, dan tidak boleh ada keberatan dalam hati kita tentang masalah ini, rasa sumpek atau keraguan, dan hendaklah kita mengetahui bahwa apa yang diberitakan oleh Rasul Shalallahu ‘Alaihi wa Salam  tentang masalah ini adalah benar. Tidak mungkin kita menganalogikan keadaan di akhirat dengan keadaan di dunia karena adanya perbedaan yang amat besar. Kalau demikian maka seorang mukmin harus menerima berita seperti ini dengan lapang dada dan ketenangan hati  dan meluaskan pemahamannya terhadap hal ini. Ini tentang berita.

(Bersambung)

Diterjemahkan dari Kitab Al-Ilmu Karya Syaikh Al-Utsaimin Rohimahulloh
Oleh Ust Abu Haidar Assundawy

[1] Dikeluarkan oleh Bukhari, kitab awal penciptaan, bab : Apabila lalat jatuh di munuman,…dst.
[2] Bagian dari hadis yang dikeluarkan oleh Bukhari, kitab para nabi, bab firman Allah Ta’ala :” Sesungguhnya Kami telah mengutus Nih kepada kaumnya……”

FREE WORLDWIDE SHIPPING

BUY ONLINE - PICK UP AT STORE

ONLINE BOOKING SERVICE