Apa Segi Perbedaan Antara Syi`ah Rafidhah Dengan Ahli Sunnah?
Berkata : Nizhomuddin Muhammad Al `Azhomi di dalam
mukaddimah buku Syiah dan Nikah Mut`ah : Sesungguhnya perbedaan antara
kita dengan mereka bukanlah terpokus di perbedaan cabang-cabang fikih,
seperti masalah nikah mut`ah saja, sama sekali tidak, sesungguhnya
perbedaan itu pada dasarnya adalah perbedaan dalam masalah pokok-pokok
prinsip, ya.. perbedaan dalam akidah terpokus di beberapa point dibawah
ini :
1. Rafidhah mengatakan sesungguhnya Al Quran dirubah (diselewengkan) dan kurang.
Sedangkan kita (Ahli Sunnah) mengatakan :
Sesungguhnya Al Quran adalah kalamullah lengkap tanpa ada kekurangan,
tidak pernah dan tidak akan dihinggapi oleh penukarbalikan, mengurangan
dan perubahan sampai Allah mewariskan bumi ini dan orang-orang yang ada
di atasnya (hari Kiamat), sebagaimana Allah berfirman:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. 15:9)
2. Rafidhah mengatakan sesungguhnya para sahabat
Rasulullah terkecuali beberapa orang, telah murtad setelah rasulullah
wafat, dan mereka berbalik 180 derajat, dan mereka mengkhianati amanah
dan agama, terutama tiga orang khalifah; As Shidiq (Abu Bakr), Al Faruq
(Umar) dan Dzu Nurain (Utsman), oleh karena itu mereka yang bertiga ini
menurut mereka (Rafidhah) adalah termasuk orang yang paling bersangatan
kekufuran, kesesatan dan kesalahannya.
Sedangkan kita (Ahli Sunnah) mengatakan sesungguhnya
para sahabat Rasulullah adalah sebaik-baik manusia setelah para nabi,
dan sesungguhnya mereka itu adalah adil (istiqomah) seluruhnya, tidak
pernah sengaja berdusta atas nabi mereka, mereka orang-orang yang
terpercaya dalam menukilkan berita.
3. Rafidhah mengatakan sesungguhnya para imam adalah
imam-imam Rafidhah yang dua belas yang ma`shum (terjaga dari dosa),
mereka mengetahui hal ghaib, dan mengetahui seluruh ilmu yang
dikeluarkan (diajarkan) kepada para malaikat, para nabi dan para rasul,
dan sesungguhnya mereka mengetahui ilmu yang terdahulu dan sekarang, dan
tidak ada yang tersembunyi bagi mereka sesuatu apapun, dan sesungguhnya
mereka mengetahui seluruh bahasa alam semesta, dan sesungguhnya seluruh
bumi ini adalah milik mereka.
Sedangkan kita (Ahli Sunnah) mengatakan, sesungguhnya
mereka itu adalah manusia biasa seperti manusia-manusia lainnya, tiada
perbedaan antara mereka, diantara imam-imam itu adalah ahli fikih, ulama
dan khalifah, dan kita tidak menisbahkan kepada mereka apa yang tidak
pernah mereka katakan terhadap diri mereka sendiri, bahkan kita berlepas
diri darinya dan mereka pun (para imam) berlepas diri dari hal itu. [1]
Apa Keyakinan Orang Rafidhah Pada Hari Asyura (Sepuluh Muharram) Dan Apa Keutamaannya Menurut Mereka?
Sesungguhnya Rafidhah mengadakan perayaan dan
perkumpulan dan ratapan tangis, mereka melakukan demonstrasi di
jalan-jalan dan di lapangan-lapangan umum. Mereka memakai pakaian hitam
tanda duka cita dalam memperingati mati syahidnya Husain dengan
mengonsentrasikan pada sepuluh hari pertama dari bulan Muharram di
setiap tahun, dengan keyakinan sesungguhnya perbuatan itu termasuk dari
sebaik-baik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka mereka
memukul-mukul pipi mereka dengan tangan mereka sendiri, memukul-mukul
dada dan punggung mereka. Mereka merobek-robek baju sambil menangis dan
berteriak-teriak dengan menyeru : wahai Husain, wahai Husain.
Terlebih-lebih pada hari ke sepuluh setiap bulan Muharram, bahkan mereka
memukul diri mereka sendiri dengan rantai besi dan pedang, seperti yang
terjadi di negeri-negeri yang dihuni oleh Rafidhah seperti Iran.
Dan para ulama mereka mendorong mereka untuk
melakukan hal-hal yang bodoh ini dimana hal itu menjadi bahan tawaan
semua umat. Sungguh salah seorang dari pembesar mereka yaitu Muhammad
Hasan Alu Kasyif al Ghatha, telah ditanya tentang apa yang dilakukan
oleh pengikut golongannya seperti menukul dan menampar wajah…. dst, ia
berkata : sesungguhnya ini termasuk dari mengagungkan syiar-syiar Allah :
[2]
Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. (QS. 22:32)
—————-
[1] Mukaddimah kitab As- Syi`ah wal Mut`ah, oleh Nizhomuddin Muhammad Al `Azhomi, Hal : 6.
[2] Perbuatan yang bodoh dan lucu ini dilakukan
mereka setiap tahun. Dan ketahuilah sesungguhnya Nabi telah melarang di
dalam hadits yang shahih yang dikeluarkan oleh Muslim dengan no : 103,
melarang menampar wajah (pipi) dan merobek baju…, akan tetapi orang
Rafidhah -semoga Allah mempermalukan mereka- membuang hadits ini
jauh-jauh, karena mereka ini adalah firqah (golongan) yang paling
pendusta terhadap Rasulullah.