Munculnya
angggapan bahwa thariqotus-salaf (cara-cara salaf) aslam (lebih selamat),
karena lebih pasrah pada nash, sedangkan cara-cara khalaf, a'lam (lebih ilmiah
karena kajiannya lebih analitik) dan ahkam (lebih bijaksana karena lebih luwes
dan kontekekstual) adalah anggapan yang salah dari kaum sesat mutakalimin
dan orang-orang jahil. Sama bodohnya dengan orang jahil yang mengaku ahli
fiqih, yang beranggapan bahwa orang-orang terdahulu (salaf) tidak menekuni
masalah istinbat hukum fiqih beserta kaidahnya sebab, mereka sibuk mengurusi
persoalan lain. Sedangkan kaum muta'akhirin mempunyai kesempatan untuk menekuni
bidang-bidang itu sehingga mereka (kaum muta'akhirin) lebih faqih (pandai
dalam urusan hukum-hukum fiqih) dibanding 0rang-orang terdahulu.
Semua
pernyataan diatas hanyalah pernyataan yang hanya didasarkan pada
kejahilan
belaka serta tidak bisa dipertanggungjawabkan. Padahal sebenarnya
Thariqotus
salaf adalah a'lam, ahkam dan aslam. Mengapa demikian? Sebab
as-salafush-shalih
dari kalangan para sahabat radiyallahu anhum, merupakan orang-orang
yang paling
memahami bahasa dan maksud-maksud Al-Quranul Karim . Mereka adalah
generasi
yang paling mengetahui muhkamul Qur'an (ayat-ayat muhakam) dan
mutasyabihanya. Oleh karena itu, pada zaman mereka tidak pernah terjadi
perselisihan dalam
masalah ushul al aqidah. Mereka justru bersatu faham dalm
ushululaqidah ini.
Kemudian
sepeninggal para sahabat dan as-salafush-shalih barulah terjadi fitnah (perselisihan)
Bermuladari masalah aqidah sampai kepeda masalah-masalah yang lainnya disebabkan
banyak orang tidak lagi berpegang kepada ilmu.
Syaikh
Muhammad Abdul Hadi Al Misri menyitir perkataan Ibni Mas'ud radiyallahu anhum
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan lain-lain yang artinya:
"Barangsipa
yang hendak berteladan, maka teladanilah sahabat Rasulillah shalallahu'alaihi
wa sallam. Karena sesungguhnya mereka itu seorang yang paling baik hatinya,
paling dalam ilmunya, paling sedikit merasa terbebani, paling lurus petunjuknya
dan paling baik keadaannya. Mereka orang-orang yang telah dipilih oleh Allah
untuk menjadi sahabat nabi-Nya dan untuk menegakkan din-Nya. Kenalillah akan
keutamaanya dan ikutilah jejak mereka, sebab mereka petunjuk yang lurus."
Dengan
bahas yang sama Al-Imam Ibnu Qoyyim juga berkata : "Kemudian sepeninggal nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam, fatwa dilangsungkan oleh generasi pertama umat
Islam, genersi iman, laskar Al Qur'an dan lasakar Ar Rahman. Mereka para sahabat
rasulullah shalallahu'alaihi
wa sallam , orang-orang yang paling lembut hatinya, paling dalm ilmunya, paling
sedikit terbebani, paling bagus penjelasannya, paling benar imannya, paling
merata nasihatnya dan paling dekat hubungannya dengan Allah…"
Begitulah
generasi pertama, as-salafus-shalih. Generasi ini kemudian mengajarkan seluruh
hal yang pernah didapat dari nabinya kepada segenap para murid mereka dari
kalangan tabi'in, tanpa ada sedikitpun ilmu yang disembunyikan. Demikian tabi'in
(kemudian mengajarkannya, red) kepada at-ba'ut tabi'in dan (kemudian kepada
generasi,red) setrusnya, tanpa mengabaikan persoalan sanad. (Wallahu a'lam)