Tanya :
Syaikh yang mulia, ada dari sebagian pemuda muslim menyatakan; “Aku beraqidah dengan Aqidah Salaf”, akan tetapi mereka juga mengadopsi sebagian cara dan metode (manhaj) dari sebagian kelompok-kelompok Islam yang tidak merujuk kepada Salafus Shalih, apakah sikap yang demikian ini salah ?
Jawab :
Perlu kita ketahui, bahwa Salafiyah mencakup bidang aqidah, manhaj, dakwah dan amal. Adapun aqidah dan amal, kedua perkara ini merupakan interrelasi (saling bergandengan) dan tidak ada pemisahan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka suatu kemustahilan jika seseorang memiliki aqidah yang benar dan sempurna, kemudian terdapat padanya penyimpangan dalam hal amal. Jelas ini adalah perkara yang sangat kontradiktif, sebagaimana yang telah aku terangkan sebelumnya dalam bab “Talbis ‘Alan Naasi ”.
Orang yang mempunyai dialektika berpikir semisal ini; menyerukan untuk mencocoki satu kelompok dalam bidang aqidah dan menyelesihinya dalam bidang manhaj dan amal; oleh karena sebab inilah menjadi terkaburkan pemahaman kaum muslimin dalam memahami agamanya. Dan ini merupakan sebagai bentuk kesesatan yang dapat menyesatkan manusia dari jalan Allah. Walhasil, wajib atas orang ini untuk mengikhlaskan dirinya dalam beragama, serta berupaya untuk mencocoki Salafus Shalih dalam berbagai bidang; apakah itu dalam bidang aqidah, ibadah, mua'amalah, manhaj dalam menyerukan kebaikan dan mengingkari kemungkaran, manhaj dalam loyalitas (al wala') dan antipati (al bara'), kemudian sikap terhadap penguasa, dan dalam segala urusan yang berkenaan dengan masalah dien (agama).
Kami mengajak orang ini untuk berpegang teguh dengan jalannya Salafus Shalih, serta memperingatkannya dari bahaya pemikirannya itu. Dan kami berlindung kepada Allah dari kebimbangan yang dapat mengarahkan kita kepada malapetaka dan kerusakan. Wallahu A'lam.
Al ‘Aqdul Mandhidul Jadiidu Fii Masaa'ili Fil Fiqhi Wa Manahiji Wat Tauhiidi : 78 Syaikh Zaid Bin Muhammad Al Madkholi Hafidzohullah Alih Bahasa : Fikri Abul Hassan