27 Februari, 2015

Mengobati Cacingan Pada anak


( al-Mawaddah Edisi 01 Tahun 2 )
SOAL: Assalamu’alaikum. Saya mau tanya, bagaimana cara mengatasi cacingan pada anak di bawah usia 12 tahun menggunakan obat alami?
(Ummu Khofiyya, Solo, 08132949xxxx)

JAWAB:
Wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh, semoga memuliakan kita semua. Masalah cacingan memang identik dengan dunia batita dan anak-anak. Meski demikian, tidak jarang orang dewasa yang terkena cacingan. Bagaimanapun sempurnanya penjagaan terhadap anak, namun apabila anak sering dibiarkan bermain dengan tanah, maka kemungkinan anak terkena cacingan lebih besar daripada mereka yang tidak suka bermain dengan tanah. Ibaratnya, cacing merupakan musuh tersembunyi di balik tanah bagi anak-anak. Sehingga wajar jika penggunaan obat cacing disarankan untuk diminum setiap 6 bulan sekali.
Efek Cacingan Bagi Tubuh
Sudah dimaklumi bahwa keberadaan cacing di dalam perut kita pasti membawa pengaruh bagi tubuh. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung jenis atau tipe cacing itu sendiri yang meliputi faktor usia cacing, ukuran, dan di organ mana cacing bersarang dalam tubuh kita.
Jenis cacing yang ganas −seperti cacing pita dan cacing tambang− sudah tentu akan menimbulkan masalah lebih besar daripada pengaruh yang ditimbulkan oleh jenis cacing yang tidak ganas. Apalagi jika cacing ganas tersebut masih berusia muda dan berukuran besar.

Cacingan sering diidentikkan dengan kejanggalan yang ditandai dengan adanya penurunan berat badan dan nafsu makan yang berkepanjangan. Biasanya juga disertai dengan bertambah rewelnya anak. Hal itu karena cacingan sering menjadi penyebab sakit perut dan diare, yaitu apabila cacing hanya berada dalam usus. Namun, jika cacing berada pada daerah usus bagian atas (dekat hati atau lambung) maka akan menyebabkan batuk dan mual pada perut. Yang harus kita ketahui juga ialah bahwa gerakan cacing bisa menyebabkan hancurnya kotoran-kotoran yang ada di dalam usus yang pada akhirnya usus akan terinfeksi, yang mana hal tersebut menyebabkan ginjal, hati, empedu dan lambung tidak mampu bekerja dengan semestinya, apalagi dengan bertambahnya lendir-lendir yang dikeluarkan oleh tubuh. Sehingga wajar jika penyakit cacingan akan menyebabkan sering sakit perut, susah makan dan diare.
Selain itu, cacingan juga menyebabkan penurunan nafsu makan dan berat badan serta berkurangnya kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi lemah dan rentan terhadap penyakit.

Diagnosa Cacingan Pada Anak
Gejala cacingan yang pasti pada anak-anak memang sulit diketahui karena sangat sulitnya membedakan antara sakit cacingan dengan sakit lainnya yang menimbulkan keluhan sangat mirip dengannya. Tentu salah satunya disebabkan oleh komunikasi yang tidak baik antara kita dengan anak-anak, selain bahwa hampir semua keluhan cacingan, gejalanya juga nampak pada anak-anak yang sedang sakit lainnya; seperti batuk-batuk, muntah-muntah, rewel, mencret, perut kembung, susah makan dan sebagainya. Oleh sebab itu, penentuan diagnosanya agak sulit, sehingga tidak mudah bagi kita untuk mengatakan seorang anak terkena cacingan atau sakit yang lain.
Cara lain untuk mendiagnosa cacingan pada anak ialah dengan melihat struktur kotorannya tatkala berak atau dengan melihat cairannya tatkala muntah; apakah ada cacingnya atau juga telur-telurnya. Namun, usaha ini juga sangat sulit bagi mereka yang tidak terbiasa mengontrol kotoran anak-anaknya, karena bentuk telur cacing tidak mudah dikenali, terutama bagi yang belum pernah tahu bentuk telur cacing.
Meskipun demikian, tidak ada salahnya jika kita memberi obat cacing pada anak kita yang sedang mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Sebab, pada umumnya dosis obat cacing sangat rendah, pedoman dasar pengobatannya adalah jika muntahan anak ada cacingnya berarti cacingnya sudah dewasa, namun jika anak hanya sering batuk-batuk atau mencret maka cacingnya masih kecil.

Bagaimana Cara Mengobati Cacingan
Pengobatan cacingan bisa Anda lakukan menggunakan obat-obatan yang ada di pasaran umum. Silakan pilih obat-obatan yang sudah Anda kenal di pasaran. Selain mudah didapat, harganya pun cenderung lebih murah dengan kualitas yang lumayan.
Namun, jika Anda menginginkan obat-obatan alami, Anda bisa menggunakan minyak zaitun, biji pepaya, minyak kelapa murni, atau parutan kelapa. Caranya: gunakanlah parutan kelapa atau minyak kelapa yang dicampur dengan minyak zaitun. Jika Anda kesulitan mendapatkan minyak zaitun maka cukup dengan kelapa atau minyak kelapa saja. Dan yang perlu diketahui, ramuan tersebut −kelapa atau minyaknya− tidak bisa mematikan cacing, tetapi hanya mengusir atau mengeluarkannya saat berak atau di luar berak.

Efek Pengobatan Cacing
Pengobatan pada kasus cacingan bisa menimbulkan efek yang berbeda. Bisa jadi setelah diobati, cacing akan mati dan keluar bersama dengan keluarnya kotoran. Jika cacing tidak mati maka akan menyebabkan mencret atau diare, baik karena akibat dari kerusakan yang ditimbulkan oleh si cacing yang sedang marah maupun karena obatnya yang kurang cocok. Kemungkinan lain, cacing akan keluar dalam keadaan masih hidup, baik saat berak maupun saat tidak berak (seperti pengobatan dengan kelapa atau minyak zaitun).
Pencegahan Cacingan
Pencegahan cacingan yang kita lakukan tidak bisa terlepas dari masalah yang berhubungan dengan faktor penyebaran telur-telur cacing. Cara yang terbaik adalah dengan menghindari sumber telur maupun cacing sebisa mungkin. Berasal dari memelihara kebersihan makanan dan area tempat bermain balita maupun anak-anak. Ajarilah balita Anda dan biasakanlah hidup bersih, cucilah tangannya sebelum makan, dan yang terpenting adalah jauhkan anak dari permainan menggunakan media tanah sebisa mungkin apabila memang terdapat tanda-tanda yang mengkhawatirkan.
Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua, Amin.

FREE WORLDWIDE SHIPPING

BUY ONLINE - PICK UP AT STORE

ONLINE BOOKING SERVICE