Hidup adalah suatu taqdir yang mesti dijalani,
sebagaimana kematian yang merupakan taqdir yang harus diterima dan
diikhlaskan. Sangat berat memang rasanya mengikhlaskan “kembalinya”
orang-orang tercinta menghadap Rabb Maha Pencipta, apalagi mereka adalah
orangtua yang telah mengorbankan semua yang mereka miliki demi masa
depan kita, anak-anaknya. Namun, dengan bersabar dan mengikhlaskannya,
tentu sangat meringankan beban musibah ini, apatah lagi jika dibarengi
dengan berbagai bentuk kebaktian dan kebaikan untuk mereka berdua, sebab
hal ini tidak hanya akan mengurangi beban musibah kita, namun juga bisa
menyelamatkan keduanya dari azab kubur dan neraka, ataupun jika
keduanya merupakan orang shalih, maka akan meninggikan derajat mereka
dialam kubur atau disurga kelak.
Diantara bentuk kebaktian –setelah mereka tiada- yang
banyak dilalaikan orang dizaman ini adalah banyak mendoakan keduanya.
Padahal tidak ada kado terindah dan curahan asbab rahmat yang sangat
mereka harapkan selain lantunan doa-doa buah hati mereka di dunia, ini
lantaran doa merupakan salah satu amalan yang akan terus mengalirkan
rahmat dan berkah untuk mereka di alam barzakh sebagaimana dalam hadis :
((إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاثة: إلا من صدقةٍ جارية، أو علمٍ يُنتفع به، أو ولدٍ صالح يدعو له))
Artinya : “Jika seorang manusia wafat, maka semua
amalannya akan terputus kecuali tiga perkara ; sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat (bagi oranglain), dan doa anaknya yang shalih untuknya” (HR Muslim : 1631).
Imam Nawawi berkata : “Para ulama berkata ; makna
hadis ini adalah bahwa semua amalan sang mayit telah terputus dan
pahalanya tidak lagi mengalir tatkala ia telah wafat, kecuali pada tiga
perkara ini, karena sang mayit merupakan penyebab dari adanya (tiga
perkara ini) ; yaitu sang anak merupakan hasil dari usaha (pernikahan
dan tarbiyahnya), juga ilmu yang ia tinggalkan baik berupa pengajaran
(dengan lisan) ataupun dalam bentuk buku (tulisan), demikian pula
sedekah jariyah yang bermakna harta yang diwaqafkan (disedekahkan)…” (Al-Minhaj : 11/85)
Para ulama telah sepakat, bahwa doa untuk sang mayit
–utamanya orang tua- akan sampai pada mereka, Imam Nawawi rahimahullah
menyatakan bahwa para ulama telah sepakat bahwa doa untuk sang mayit
,memberikan faedah buatnya dan pahalanya sampai pada mereka…”Lihat
Al-Minhaj Syarah Muslim : 11/85 dan Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah
Al-Kuwaitiyah 39/256)..
Adapun orang tua yang kafir maka ia tidak boleh
didoakan karena keumuman larangan islam dari mendoakan rahmat dan
keselamatan orang-orang kafir yang telah wafat, sesuai firman Allah
ta’ala ;
مَا
كَانَ لِلنَّبِيِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن يَسۡتَغۡفِرُواْ
لِلۡمُشۡرِكِينَ وَلَوۡ كَانُوٓاْ أُوْلِي قُرۡبَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَحِيمِ ١١٣
Artinya :“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan
orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik
itu adalah penghuni neraka jahanam” (At-taubah : 113).
Doa merupakan amalan dan bentuk birr (kebaktian)
terhadap orangtua yang sangat mudah dilakukan, namun manfaatnya
sangatlah besar. Dengan memanjatkan doa dan istighfar untuk mereka
berdua mungkin saja akan membahagiakan kehidupan mereka di alam kubur,
sebab doa sang anak ; terhitung sebagai amalan orangtuanya yang belum
terputus pahalanya serta sangat mustajab disisi Allah ta’ala,
sebagaimana dalam hadis diatas.
Dalam hadis lain HR Ibnu Majah (3660) –dengan derajat hasan- Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda ;
إن الرجل لترفع درجته في الجنة فيقول ؛ أنى هذا ؟ , فيقال : باستغفار ولدك لك .
Artinya ; “Sesungguhnya seseorang pasti diangkat
derajatnya disurga, lalu ia berkata keheranan ; Kenapa (derajat saya
diangkat) ?, maka dikatakan kepadanya : “Dengan sebab istighfarnya
anakmu”.
Semoga orangtua kita dan kita semua termasuk dalam golongan seperti dalam hadis ini… aamiin.
Doa khusus untuk kedua orangtua ini, telah diperintahkan oleh Allah ta’ala sendiri dalam firman-Nya ;
وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا ٢٤
Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil” (QS Al-Isra’ ; 24)
Bahkan ia merupakan amalan para Nabi, sebagaimana yang dipanjatkan oleh Nabi Nuh ‘alaihissalaam dalam QS Nuh ; 28 ;
رَّبِّ
ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِيَ مُؤۡمِنٗا
وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا
تَبَارَۢا ٢٨
Artinya :” Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu
bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang
beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi
orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”
Sebab itu, janganlah melupakan doa untuk orangtua
kita –utamanya yang telah wafat- dalam setiap ruku’, sujud dan doa-doa
kita semua, semoga dengannya mereka bisa terbebaskan dari siksa Allah
ta’ala dan derajat mereka ditinggikan oleh-Nya di surga-Nya.
Catatan :
Seorang muslim juga hendaknya memperbanyak doa untuk
seluruh kaum muslimin dan muslimat –utamanya yang telah wafat- karena
faedah doa ini akan kembali pada dirinya. Sebagaimana dalam banyak ayat
diantaranya ;
وَٱلَّذِينَ
جَآءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا
وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِي
قُلُوبِنَا غِلّٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٞ
رَّحِيمٌ ١٠
Artinya : ”
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor),
mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara
kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau
membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS Al-Hasyr ; 10)
Hal ini juga telah diperintahkan Allah kepada Nabi-Nya ;
فَٱعۡلَمۡ
أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ
وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ
وَمَثۡوَىٰكُمۡ ١٩
Artinya :Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya
tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan
bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal” (QS Muhammad ; 19)
Salah satu keutamaan mendoakan orang-orang mukmin
laki-laki ataupun perempuan adalah sebagaimana dalam hadis Ubadah bin
Shamit radhiyallahu’anhu riwayat Ath-Thabarani :
«من استغفر للمؤمنين وللمؤمنات كتب الله له بكل مؤمن ومؤمنة حسنة»
Artinya : “Barangsiapa yang memohonkan ampunan untuk
orang-orang mukminin dan mukminat ,maka Allah akan menuliskan baginya
satu kebaikan dari setiap mukmin dan mukminah yang didoakan”. (Dinilai hasan oleh Al-haitsami dalam Al-Majma’ : 10l2101 dan Al-Albani dalam Shahihul-jami’ : 6026)
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata ; “Kadang
orang lain lebih memberikan faedah pada si mayit dari pada kerabatnya,
sebagaimana dikatakan sebagian orang shalih ; Siapakah yang lebih
bermanfaat dari pada sahabat yang shalih ?, Kerabatmu telah membagi-bagi
harta warisanmu, sedangkan ia sendirian merasa sedih atas wafatmu
sambil mendoakanmu padahal engkau sudah dalam perut bumi” (Juz Hadis ; Yatba’ul Mayit Tsalaats… (23).
Ini juga menunjukkan bahwa seharusnya seorang anak
memohon kepada kerabat dan sahabat-sahabat orangtuanya, apalagi
orang-orang shalih diantara mereka agar mendoakan mereka.
Oleh Maulana La Eda(Mahasiswa Pascasarjana (s-2) Jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Madin)
Sumber : Kado Terindah Tuk Orangtua Yang Telah Tiada | Wahdah Islamiyah http://wahdah.or.id/kado-terindah-tuk-orangtua-yang-telah-tiada/#ixzz3DWkbT9Xt