Ahlul bidah memiliki tanda-tanda yang
lengkap dan nampak sehingga mereka mudah dikenal. Dalam al-Quran dan
haditsnya Allah dan Rasul-Nya telah mengabarkan tentang sebagian
tanda-tanda mereka untuk dijadikan peringatan bagi umat dari bahaya
mereka dan larangan mengambil jalan hidup mereka. Para Salaf pun telah
menerangkan masalah ini.
Saya akan menyampaikan sebagian dari tanda itu yang dengan tanda itu
mereka membedakan diri. Sebagai jembatan penolong supaya mengerti
tentang mereka Insaya Allah. Termasuk tanda-tanda mereka adalah:
1. BERPECAH-BELAH
Sesungguhnya Allah taala telah mengabarkan tentang mereka dalam
al-Quran. Ia berkata ,Janganlah kalian menjadi orang-orang yang berpecah
belah dan berselisih setelah datang kepada mereka keterangan. Dan
mereka mendapatkan adzab yang besar. Ia berfirman,Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka (terpecah-belah
menjadi beberapa golongan) tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu
terhadap mereka. Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat ini,Ayat ini secara
umum menerangkan orang yang memecah-belah agama Allah dan mereka
berselisih. Sesungguhnya Allah mengutus nabi-Nya dengan petunjuk dan
agama yang benar agar memenangkannya atas semua agama. Syariatnya adalah
satu yang tidak ada perselisihan dan perpecahan padanya. Barang siapa
yang berselish padanya maka merekalah golongan yang memecah belah agama
seperti halnya pengikut hawa nafsu dan orang-orang sesat. Sesungguhnya
Allah taala berlepas diri dari apa yang mereka lakukan.
Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa syiar ahli bidah adalah
perpecahan,Oleh karena itu al-Firqatun Najiah disfati dengan Ahlus
Sunnah wal Jamaah dan mereka adalah jumhur dan kelompok terbesar umat
ini. Adapun kelompok lainnya maka mereka adalah orang-orang yang
nyleneh, berpecah belah, bidah dan pengikut hawa nafsu. Bahkan terkadang
di antara firqah-firqah itu amat sedikit dan syiar firqah-firqah ini
ialah menyelisihi al-Quan, as-Sunnah serta ijma.
2. MENGIKUTI HAWA NAFSU
Dialah sifat mereka yang paling kentara. Allah taala berkata
mensifati mereka, Maka kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.
Ibnu Katsir berkata, Yakni ia berjalan dengan hawa nafsunya. Apa
yang dilihat baik oleh hawa nafsunya maka ia lakukan dan apa yang
dilihatnya jelek maka ia tinggalkan. Inilah manhaj Mutazilah dalam
menganggap baik dan jelak denga logika mereka.
Nabi telah mengabarkan bahwa hawa nafsu tidak akan terlepas dari
ahli bidah dalam hadits perpecahan di mana beliau
mengatakan,Sesungguhnya ahli kitab terpecah dalam agama mereka menjadi
tujuh dua puluh millah dan sesungguhnya umat ini akan terpecah menadi
tujuh puluh tiga millah -yakni hawa nafsu- semuanya di neraka kecuali
satu millah yaitu al-Jamaah.
Sesunguhnya akan muncul pada umatku beberapa kaum hawa nafsu
mengalir pada mereka sabaimana mengalirnya penyakit anjing dalam tubuh
mangsanya. Tidak tersiksa darinya satu urat dan persendian pun kecuali
diamasukinya.
3. MENGIKUTI AYAT-AYAT YANG SAMAR
Sifat mereka ini telah Allah kabarkan dalam firman-Nya,…Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan maka mereka
mengikuti sebagian ayat-ayat yang samar untuk menimbukan fitanh dan
untuk mencari-cari takwilnya.
Bukhari meriwayatkan hadits dari Aisyah katanya,Rasulullah membaca
ayat ini,Dialah yang menurunkan al-quran kepada kamu di antara isinya
ada aya-ayat yang muhkamat. Itulah pokok-pkok isi ajaran al-Quran dan
yang lain ayat-ayat mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang
mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya
...sampai ayat ... orang-orang yang berakal. Ia berkata, Rasulullah,
berkata, Bila engkau melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat
mutashyabihat maka merekalah yang Allah namakan sebagai orang-orang yang
harus dijauhi.
Dari Amiril Mukminin Umar bin Al-Khathab katanya,Akan datang manusia
mendebat kalian dengan ayat-ayat mutaysabihat maka balaslah mereka
dengan sunah-sunnah karena Ahlus Sunnah lebih mengetahui akan
kitabullah.
4. MEMPERTENTANGKAN SUNNAH DENGAN AL-QURAN
Termasuk tanda ahli bidah adalah mempertentangkan al-Quran dengan
sunnah dan merasa cukup mengambil al-quran dalam pelaksanaan hukum-hukum
syara sebagaimana yang diberitakan Nabi: Seorang laki-laki hampir
bersandar di atas ranjangnya dibacakan haditsku lalu mengatakan,Antara
kami dan kalian adalah kitabullah. Perkara halal yang kita temukan
padanya maka kita halalkan dan perkara haram yang kita temukan padanya
maka kita haramkan. Ketahuilah apa-apa yang Rasulullah haramkam adalah
sama dengan apa yang Allah haramkan.
Al-Imam Al-Barbahari mengatakan :Bila kamu melihat seorang mencela
hadits atau menolak atsar /hadits atau menginginkan selain hadits, maka
curigailah keislamnnya dan jangan ragu-ragu bahwa dia adalah ahli
bidah(pengikut hawa nafsu) Beliau berkata:Bila kamu mendengar seorang
dibacakan hadits di hadapannya tetapi ia tidak menginginkannya dan ia
hanya mengingnkan al-Quran maka janganlah kamu ragu bahwa dia seorang
yang telah dikuasai oleh kezindikan. Berdirilah dari sisinya dan
tinggalkanlah ia!
Mempertentangkan sunnah dengan al-Quran dan menolaknya bila belum
ditemukan pada al-Quran apa-apa yang menguatkan sunnah, termasuk tanda
ahli bidah yang paling kentara. Nabi telah mengabarkannya sebelum
terjadi dan benarlah beliau. Sekarang apa yang beliau kabarkan telah
terjadi. Sungguh kita mendengar dan membaca peristiwa semisal itu dari
sebagian ahli bidah pada jaman dulu. Hingga kita melihat salah satu dari
ahli bidah dan orang sesat jaman sekarang menghujat kitab shahih
Bukhari yang telah disepakati oleh umat ini keshahihannya.Ia yakin bahwa
padanya terdapat seratus dua puluh hadits yang tidak shahih yang ia
sebut sebagai hadits Israiliat. Ia menghilangkannya dan
mempertentangkannya dengan al-Quran kemudian ia bantah dan ingkari.
Tampillah seorang tokoh ulama sekarang menentang, meruntuhkan sybuhatnya
(kerancuannya), menolak kebatilannya, menampakkan penyimpangan dan
kepalsuannya dengan karyanya untuk membantahnya dan orang yang menempuh
jalanya, ahli bidah. Semoga Allah membalas amalnya dengan sebaik-baik
pembalasan.
5. MEMBENCI AHLI HADITS
Termasuk tanda ahli bidah adalah membenci dan mencela ahli hadits
dan atsar. Dari Ahamad bin Sinan al-Qaththan katanya: Dan tidaklah ada
di dunia ini seorang mubtadi pun kecuali membenci ahli hadits.
Abu Hatim ar-Razi berkata,Tanda ahli bidah adalah mencela ahli
hadits dan tanda orang zindik adalah menamakan Ahlus Sunnah bengis.
Dengan sebutan itu mereka menghendaki hilangnya hadits.
6. MENGGELARI AHLUS SUNNAH DENGAN TUJUAN MERENDAHKAN MEREKA
Termasuk tanda mereka adalah menggelari Ahlus Sunnah(yang bertolak
belakang dengan sifat mereka) dengan tujuan merendahkan mereka.
Abu Hatim ar-Razi berkata:Tanda Jahmiah adalah menamakan Ahlus
Sunnah musyabbahah(menyerupakan Allah dengan mahluk). Ciri-ciri Qadariah
adalah menamakan Ahlus Sunnah mujabbirah(mahluk tidak mempunyai
kehendak.) Ciri-ciri Murjiaah adalah menamakan Ahlus Sunnah menyimpang
dan mengurangi.Ciri-ciri Rafidhah adalah menamakan Ahlus Sunnah
nashibah(mencela Ali). Ahlus Sunnah tidak digabungkan kecuali kepada
satu nama dan mustahil nama-nama ini mengumpulkan mereka.
Al-Barbahari berkata,Dan orang yang tertutup(kejelekannya) adalah
yang jelas ia tertutup(kejelekannya) dan orang yang terbuka kejelekannya
adalah orang yang jelas aibnya. Bila kamu mendengar seorang mengatakan
fulan Nashibi, ketahuilah bahwa ia adalah Rafidly. Bila kamu mendengar
seorang mengatakan fulan musyabbihah atau fulan menyerupakan Allah
dengan makhluk, ketahuilah bahwa ia adalah Jahmy. Bila kamu mendengar
seorang berkata tentang tauhid dan mengatakan,Terangkan padaku tauhid!,
ketahuilah bahwa ia adalah Kharijy dan Mutazily. Atau mengatakan, fulan
Mujabbirah atau mengatakan, dengan ijbar atau berkata dengan adilm
ketahuilah bahwa ia adalah Qadari karena nam-nama ini bidah yang
dibuat-buat oleh ahli bidah.
Syaikh Ismail as-Shabuni mengatakan,Ciri-ciri ahli bidah amat jelas
dan terang Sedang tanda-tanda mereka yang paling jelas adalah sangat
keras memusuhi para pemilkul hadits, dan menghinakan mereka dan
mengelari mereka kaku,bodoh,dhahiri,(tekstual) musyabbihah(golongan yang
menyerupakan Allah dengan mahluk). Semua itu didasari keyakinan mereka
bahwa hadits-hadts itu masih berupa benda mentah (bukan ilmu). Dan yang
dinamakna ilmu adalah ilham yang dijejalkan setan kepada mereka, hasil
dari olah akal mereka yang rusak, intuisi hati nurani mereka yang
gelap….
7. TIDAK BERPEGANG DENGAN MADZHAB SALAF
Syaikhul Islam berkata,Kelompok-kelompok bidah yang terkenal di
kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang tidak menganut madzhab salaf
antara lain kelompok: Rafidhah, sampai orang awam tidak mengetahui
syiar-syiar bidah kecuali rafdl(menolak kepemimpinan khulafaur rasyidin
selain Ali). Dan sunni menurut istilah orang awam adalah orang yang
bukan rafidhi ….Sehinga diketahui syiar ahli bidah menolak madzhab
Salaf. Oleh karena itu dalam risalah yang ditujukan kepada Abdus bin
Malik Imam Ahamad berkata,Asas sunnah menurut kami adalah berpegang
dengan apa yang dijalani sahabat Muhammad….
8. MEMVONIS KAFIR ORANG YANG MENYELISIHI MEREKA TANPA DALIL
Dalam banyak tempat Syaikhul Islam menyebutkan tentang bantahan
terhadap orang yang menvonis orang yang masih belum jelas
kekafirannya,Pendapat ini tidak diketahui dari seorang sahabat, tabiin,
yang mengikuti mereka dengan baik dan tidak pula dari salah satu imam
tetapi ini termasuk salah satu pokok dari pokok-pokok ahli bidah yang
membuat bidah dan menvonis kafir orang yang menyelisihi mereka semisal
Khawarij, Mutazilah dan Jahmiah.
Beliau berkata,Khawarij,Mutazilah, dan Rafidhah, menvonis kafir
Ahlus Sunnah wal Jamaah. Golongan yang belum mereka vonis kafir maka
mereka vonis fasik. Demikian juga mayoritas ahlul ahwa menvonis bidah
dan kafir golongan yang menyelisihi mereka berdasarkan logika semata.
Akan tetapi Ahlus Sunnah adalah golongan yang mengikuti kebenaran
dari Rabb mereka yang dibawa oleh rasul-Nya,tidak menvonis kafir golongan
yang menyelisihi mereka. Mereka golongan yang paling tahu tentang
kebenaran dan kondisi manusia.
Syaikh Abdul Lathif bin Abdur Rahman Alu Syaikh ditanya tentang
orang yang menvonis kafir sebagian golongan yang menyelisihinya. Beliau
menjawab,Jawabannya, Saya tidak mengetahui sandaran ucapan itu. Berani
menvonis kafir golongan lain yang menampakkan keislaman tanpa dasar
syari dan keterangan yang akurat menyeilisihi manhaj para pakar ilmu
agama dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jalan ini adalah jalannya
ahlul bidah dan orang-orang sesat.
Diambil dari Mauqif Ahlus Sunnah wal Jama'ah min Ahlil Ahwa wal Bid'ah karya Dr. Ibrahim Ruhaily