Firqah Qadariyyah muncul di akhir masa para shahabat.
Mereka adalah kelompok yang mengingkari taqdir. Mereka
berpendapat : ”Segala yang terjadi di alam ini bukan karena taqdir dan qadha’ Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun terjadi karena perbuatan para hamba tanpa didahului oleh taqdir Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam menyebut mereka
sebagai majusi-nya umat ini. Karena mereka mengira
bahwa setiap orang bisa ”menciptakan” perbuatannya sendiri
tanpa taqdir dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Oleh karena itu
mereka menetapkan adanya ”para pencipta” selain Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Mereka sama dengan majusi yang mengatakan : ”Di alam ini ada dua pencipta. Cahaya dan kegelapan. Cahaya menciptakan kebaikan. Dan kegelapan menciptakan kejelekan.”
Qadariyah bahkan lebih parah dari majusi karena mereka
menetapkan ”lebih banyak pencipta” yang mana mereka
mengatakan, ”Setiap hamba bisa menciptakan sendiri
perbuatan bagi dirinya.”
Berkebalikan dari kelompok Qadariyyah adalah kelompok Jabriyyah.
Mereka berpendapat, ”Para hamba majbur (dipaksa) untuk melaksanakan perbuatannya. Tidak ada baginya perbuatan dan ikhtiyar (kesanggupan memilih dan berusaha). Dia bagai kapas yang ditiup angin. Bergerak tanpa kehendak dari dirinya (ikhtiyyar)”. Mereka juga disebut dengan ”Qadariyyah ekstrim” yang
keterlaluan dalam menetapkan taqdir dengan melenyapkan
sikap ikhtiyyar bagi hamba.