Apa
Keyakinan Rafidhah (Syiah) Terhadap Al Quran-ul Karim Yang Ada
Di Tengah-Tengah Kita Sekarang, Padahal Allah Telah Berjanji
Untuk Menjaganya?
Sesungguhnya
Rafidhah yang dinamakan pada zaman kita sekarang ini dengan
syiah, mengatakan sesungguhnya Al Quran yang
ada di pada kita, bukanlah Al Quran yang telah diturunkan
kepada nabi Muhammad, akan tetapi telah dirubah, ditukar,
ditambah dan dikurangi. Jumhur ahli hadits dari kalangan syi'ah
meyakini adanya pelencengan (perubahan) dalam Al Quran seperti
yang disebutkan oleh An Nuuri Al Tibrisi dalam kitabnya
"Fashlul Khithab Fi Tahrifil Kitabi Rabbil Arbab". 1
Dan
Muhammad bin Ya'qub Al Kulaini berkata di "Usulul
Kafi" di bawah Bab bahasan : "Sesungguhnya tidak ada
yang bisa mengumpulkan Al Quran seluruhnya, kecuali para
iman" dari Jabir ia berkata : saya telah mendengar Abu
Ja'far berkata : "Tidaklah seseorang dari manusia
mendakwakan bahwasanya dia telah mengumpulkan Al Quran secara
keseluruhannya sebagaimana Allah telah menurunkannya, kecuali ia
itu adalah orang pendusta. Tidak ada yang mempu mengumpulkannya
dan menghafalnya seperti yang telah diturunkan Allah kecuali Ali
bin Abi Talib dan para imam setelah mereka".
Dan
Ahmad Al Tibrisi dalam kitab "AL Ihtijaaj" dan Al
Mulla Hasan dalam tafsirnya " As Shaafi" sesungguhnya
Umar telah berkata kepada Zaid bin Tsabit : Sesungguhnya Ali
telah datang kepada kita dengan membawa Al Quran, yang di
dalamnya tercantum aib-aib orang muhajirin dan anshor. Dan
sungguh kami telah memandang untuk mengumpulkan Al Quran dan
menghilangkan setiap apa-apa yang di dalamnya terdapat aib-aib
muhajirin dan anshr. Dan Zaid pun telah memenuhinya untuk itu,
kemudian berkata : "Jika saya telah selesai dari
(mengumpulkan) Al Quran sesuai yang anda minta, lalu jelas atas
saya akan Al Quran yang dikumpulkannya (Ali), bukankah itu
menghancurkan setiap apa yang telah anda kerjakan? Maka berkata
Umar : "Jadi bagaimana jalan keluarnya? Berkata Zaid : Anda
lebih tahu dengan jalan keluarnya", berkata Umar : Tiada
jalan keluar kecuai kita harus membunuhnya agar kita lega
darinya. Lalu ia pun merancang pembunuhannya (Ali) lewat tangan
Khalid bin Walid, akan tetapi dia tidak mempu melakukannya2.
Tatkala
Umar menjadi khalifah, mereka (para sahabat) meminta Ali untuk
mendatangkan Al Quran kepada mereka, agar mereka sama mereka
merubahnya. Lantas Umar berkata : Wahai Abul Hasan, alangkah
baiknya kalau seandainya kamu membawa Al Quran yang pernah kamu
bawa ke hadapan Abu Bakr, agar kita bersatu atasnya. Lalu Ali
berkata : Tidak mungkin, dan tidak mungkin ada jalan untuk itu,
sebenarnya saya membawanya ke hadapan Abu Bakr hanyalah untuk
menegakkan hujjah atasnya, agar kalian tidak mengatakan pada
hari kiamat "Sesungguhnya kami akan hal ini dalam keadaan
lengah" (Al 'Araf :172), atau agar kalian tidak mengatakan
; "Kamu tidak pernah mendatangkannya kepada kami" (Al
'Araf : 129). Sesungguhnya Al Quran ini tidak ada yang
menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci, dan orang-orang yang
diwasiatkan dari kalangan anakku. Lalu berkata Umar :
"Apakah ada waktu untuk menampakkannya diketahui ? Lantas
Ali berkata : "Ya, jika telah bangkit seseorang dari
anakku, ia akan menampakkannya dan membawa manusia atasnya3.
Walau
bagaimanapun orang syiah menampakkan sikap berlepas dirinya
terhadap buku An Nuri al Tibrisi ini, demi mengamalkan akidah
taqiyah, akan tetapi kitab itu terselubung dan tersimpan dalam
ratusan nas-nas (pernyataan-pernyataan) dari ulama mereka dalam
kitab-kitab yang diakui, menetapkan hal itu, dan bahwasanya
mereka betul-betul yakin dengan perubahan itu, dan beriman
dengannya, akan tetapi mereka tidak ingin timbul kehebohan
sekitar akidah mereka ini terhadap alquran.
Dan
tinggal setelah itu, bahwa ada dua Al Quran, yang pertama yang
diketahui, dan yang lain khusus, tersembunyi. Diantaranya surat
Wilayah, dan diantara yang didakwakan oleh syi'ah Rafidhah,
bahwa ada satu ayat telah dihapus dari Al Quran
yaitu :
"Dan
kami telah menjadikan Ali sebagai menantumu", Mereka
mendakwakan ayat ini dihapus dari surat Alam Nasyrah, sementara
mereka tidak pernah malu dangan dakwaan mereka ini, karena
mereka mengetahui bahwa surat itu adalah makkiyah, dan Ali belum
menjadi menantu Nabi saat di Mekah.
1
Fashlul Khithab, oleh Hasan bin Muhammad Taqiyun Nuri Al
Tibrisi, hal : 32.
2
Lihatlah saudara seiman, alangkah kejinya kisah yang dibuat-buat
oleh kaum syiah terhadap para sahabat.
3
Al Ihtijaaj oleh Al Tibrisi hal :225, kitab Fashlul Khithab, hal
: 7.