Latest Products

Tampilkan postingan dengan label ilmu syar'i. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilmu syar'i. Tampilkan semua postingan
Inspirasi Pekan Ini : Sahabat.. Raihlah Kebahagiaan Dijalan Ini…
Jalan hidup adalah suatu pilihan. Pilihan inilah yang akan menentukan sukses tidaknya perjalanan seorang hamba menuju Rabb-nya. Ya, inilah kehidupan yang memang tidak diukur seberapa lama kita mengarunginya, namun ia bergantung dengan cara bagaimanakah kita memanfaatkannya. Sebab umur manusia yang sesungguhnya adalah momen-momen dimana semua waktu dan jiwanya ada diatas ketaatan dan taqwa. Selainnya adalah suatu kematian. Simaklah sabda Rasulmu : “Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya dengan yang tidak mengingat-Nya adalah laksana orang hidup dengan orang mati”.(HR Bukhari : 6407).

Jika anda belum yakin, lihatlah pilihan hidup seorang penggembala kambing yang bernama Aslam radhiyallaahu’anhu dalam perang Khaibar bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, hakikat usianya tak cukup setengah hari, tepat diantara waktu ia melantunkan dua kalimat syahadat dengan nikmat syahid yang ia rengkuh yang hanya berselang beberapa jam saja, bahkan saking singkatnya, iapun tak sempat mempersembahkan satu sujudpun kepada Allah ‘Azza Wajalla.1

Dalam usia keislaman dan ketaatan yang relatif singkat inillah Sang Penggembala ini atau yang semisalnya bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan didunia dan diakhirat. Kebahagiaan yang mereka raih, bukanlah berlimpahnya materi dan harta, namun terselip dalam kokohnya keimanan dan keteguhan hidup untuk sebuah misi dan perjuangan islam yaitu jihad dan dakwah. Mereka yang menadzarkan hidupnya dijalan suci ini, tak akan peduli kapan dan bagaimanakah akhir hayat mereka, sebab dalam jiwa mereka sudah tertanam suatu kebahagiaan yang menghunjam dalam lubuk hati terdalam, biasnya bisa anda lihat pada pancaran wajah dan aura pandangan mereka, bahkan anda bisa merasakannya dengan sekedar memandangnya, berjabat tangan, ataupun sekedar bercakap dengannya. Ya, merekalah yang dimaksudkan oleh ungkapan : “Jasad mereka didunia, namun hati mereka telah berada diakhirat”.

Dengan misi suci inilah mereka merasakan bahagia dan menyadari betapa berharganya hidup ini dengan berbagi asbab hidayah dan keimanan yang direalisasikan dalam bentuk pengorbanan jiwa, waktu dan harta demi sebuah proses pembinaan (tarbiyah), dakwah, dan jihad. Sungguh benar ungkapan ahli hikmah : “Kebahagiaan memberi lebih besar dibandingkan dengan kebahagiaan menerima, dan pemberian yang paling utama adalah yang bersifat maknawi”. Tidak ada keraguan bagi kita, pemberian maknawi yang paling utama adalah asbab hidayah dan perjuangan untuk islam dan umat islam. Bahkan kebahagiaan jenis ini, sudah dirasakan tatkala masih sekedar azam dan niat, jauh sebelum mewujudkannya.

Rasa letih dan lelah yang menghinggapi jasad mereka hanyalah sebagai cambuk spirit agar lebih bersabar diatas perjuangan ini. Perumpamaan mereka sebagaimana diucapkan Ibnu Rajab rahimahullah : “Perjalanan akhirat tidak ditempuh dengan jasad, namun dengan perjalanan ruh”. Ini lantaran, hakikat kelelahan adalah kelelahan ruh dan jiwa bukan kelelahan jasad dan tubuh. Lalu bagaimana bisa rohani dan jiwa mereka lelah, sementara jalan yang ia tempuh penuh dengan rahmat dan keberkahan ?! Oleh karenanya, mereka tak perlu kebahagiaan lain berupa harta dan pangkat kedudukan, selain yang mendatangkan maslahat akhirat dan perjuangan mereka.

Dari pengorbanan inilah mereka bisa meraih “nobel kebahagiaan” yang merupakan salah satu bentuk nashr/kemenangan yang Allah ta’ala janjikan untuk mereka :
إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ
Artinya : “Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia menolong kalian”. (QS Muhammad : 7).
Simaklah ucapan salah seorang diantara mereka yang –insyaAllah- telah syahid diatas jalan ini : “Sesungguhnya, kebahagiaan yang sempurna merupakan buah dan hasil yang mesti ada tatkala kita melihat ideology dan aqidah kita (yang kita dakwahkan), juga berhasil menjadi ideology dan aqidah yang dimiliki oleh orang lain (yang kita dakwahi) sementara kita masih hidup. Sesungguhnya, hanya sekedar kita membayangkan bahwa ideology dan aqidah (yang kita dakwahkan ini) suatu saat nanti akan menjadi bekal hidup dan sumber kebahagiaan oranglain –walaupun mungkin kita telah tiada lagi diatas bumi ini-, hal ini telah cukup membuat hati kita tersirami dengan embun ridha, kebahagiaan, dan ketentraman”. 2
Saking tingginya rasa bahagia yang mereka raih, sampai-sampai bisa terasa hanya dengan sekedar membayangkan dan bermimpi jika perjuangan mereka akan terus berlanjut setelah mereka tiada, Impian ini adalah sesuatu yang haq dan terbukti, bukan sekedar angan dan bukan tanpa alasan, sebab inilah amal jariyah yang paling kekal nan berharga, dan senantiasa berkahnya akan terus ada dan tercurahkan.
“Barangsiapa yang menunjukkan kebaikan (pada oranglain), maka ia (mendapatkan pahala) seperti (pahala) orang yang melakukannya”. (HR Muslim : 1893).
Merekalah yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (bahagia)” (QS Ali ‘Imaran ; 104).
Merekalah yang paling berhak mendapatkan predikat “orang-orang yang berwajah ceria dan berseri-seri” dihari kiamat kelak, yang disebutkan Allah beberapa ayat setelahnya : Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya(QS Ali ‘Imran : 107).

Bandingkan dengan mereka yang hanya menjalani hidup tanpa pengorbanan ini, hidup hanya untuk membahagiakan diri sendiri tanpa peduli dengan kebahagiaan oranglain, atau bahkan hidup hanya untuk menebarkan maksiat dan dosa. Simaklah ungkapan indah berikut agar anda tahu perbandingannya : “Ketika kita hidup untuk (kebahagiaan/kesenangan) diri kita sendiri saja, nampaknya kehidupan ini terasa singkat dan tak berarti, yang mana seakan bermula dari saat kita mulai berakal dan berakhir dengan tamatnya riwayat hidup kita. Namun ketika kita hidup untuk (membahagiakan/mendakwahi) oranglain atau untuk mempertahankan dan mendakwahkan sebuah ideology (islam), maka kehidupan ini akan terasa panjang dan lama yang mana seakan bermula dari saat diciptakan dan terus akan berlanjut walaupun setelah kita telah tiada diatas bumi ini”.3

Inilah usia yang hakiki, usia yang terus produktif menghasilkan pahala dan keberkahan lewat amalan jariyah dakwah dan ilmu, walaupun kita tak ada lagi didunia ini.
Olehnya, saya mengajak diri pribadi dan setiap yang membaca tulisan untuk segera bergabung dengan kafilah ini, kafilah yang meniti diatas manhaj Allah dan jalan para salaf, dengan misi menabur benih kebahagiaan umat manusia lewat perjuangan dakwah dan pembinaan (tarbiyah).
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (bahagia)” (QS Ali ‘Imaran ; 104).

Sungguh, betapa beruntungnya anda, jika telah ada dalam kafilah ini. Kafilah yang tak akan menyerah walau jalan yang ditempuh begitu panjang. Mungkin anda kan termakan usia atau bahkan gugur ditengah perjalanan ini, namun sekali lagi, tolak ukur suatu perjuangan bukanlah sampainya suatu perjuangan pada tujuan dan misi yang ditetapkan –walaupun ini suatu keniscayaan-, namun ditentukan dari keistiqamahan dan konsistennya anda mengarunginya.
Mungkin anda akan melihat sebagian yang tergabung dalam kafilah ini memiliki khilaf dan ketergelinciran, atau tak sejalan dengan pendapat yang anda miliki, namun tetaplah bertahan, sebab ia hanyalah fitrah manusia, dan suatu kelumrahan yang mesti ada dalam suatu komunitas orang-orang baik, sekalipun komunitas para sahabat radhiyallaahu’anhum. Bahkan tugas anda saat itu adalah menasehati dan berlapang dada akan adanya perbedaan selama yang dijunjung tinggi adalah manhaj yang shahih. Tetaplah bersabar mengarungi ujian dalam jalan ini, sebab ia kan berakhir pada jannah-Nya, insyaAllah.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (QS Ali ‘Imran : 3).
Oleh karenanya, sangat penting bagi mereka yang lebih berafiliasi pada ilmu (baca : penuntut ilmu yang hanya duduk dimajelis ilmu) untuk tetap menghormati dan menghargai perjuangan dan pengorbanan para ulama, dan dai yang telah terjun dalam kancah dakwah dan perjuangan ini, dengan perantaran mereka, anda dan orang lain bisa meraih secercah hidayah dan mengenal agama islam dan manhaj shahih ini, Minimal sebagai bentuk apresiasi dan implementasi suatu hadis : “Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia (yang berjasa padanya)”. 4
Olehnya, sangat tidak perlu “mengganggu dan merusak” nama dan kinerja dakwah mereka hanya karena adanya perbedaan ijtihad pada masalah tertentu, atau hanya karena adanya “amalan atau aktifitas” mereka yang hukumnya boleh-boleh saja atau makruh, bahkan dosa sekalipun jika itu memang dalam kategori darurat yang terbangun atas dasar pertimbangan maslahat dan mafsadat. Wallaahu ta’ala a’lam wa ahkam.
Muhibbukum : Maulana La Eda.
(Mahasiswa Pascasarjana (s-2) Jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Madina)

1 .Hadisnya riwayat Al-baihaqi dalam Ad-dalaail (4L221) dan Lihat Kisahnya dalam Al-Isti’ab (no.35), Asadul-Ghaabah (no.115) dan Al-Ishabah (no.132).
2 .Disadur dari Kitab “Afraah Ar-Ruh” (Kebahagiaan Jiwa).
3 . Disadur dari Kitab “Afraah Ar-Ruh” (Kebahagiaan Jiwa).
4 .HR Abu Daud (4811), dan Tirmidzi (2069) dengan sanad shahih.

Incoming search terms:

10 Kewajiban Seorang Muslimah


bunga-sakura2
Setiap wanita muslimah harusnya menyadari bahwa apa yang Allah wajibkan atas dirinya berupa tugas atau amalan-amalan ibadah dan ketaatan dalam islam ,semuanya merupakan bentuk keistimewaan yang dikhususkan Allah atasnya , sehingga tiada alasan baginya untuk melalaikan semua kewajiban yang diembannya.
Diantara kewajiban seorang wanita muslimah yang patut dilakukan dan dijaga adalah ;
1.Menjaga shalat 5 waktu dan melakanakannya diawal waktu. Shalat ini tidak boleh dilalaikan sebab ia merupakan rukun kedua dalam agama islam, barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah merobohkan tiang agamanya sendiri. Selain shalat wajib seorang wanita juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat-shalat sunat misalnya shalat sunat rawatib , shalat tahajud, shalat witir , shalat dhuha , shalat wudhu dan shalat-shalat sunat lainnya.
2.Melaksanakan rukun-rukun islam lainnya seperti puasa, zakat , dan haji jika mampu. Tiga rukun ini merupakan amalan yang sangat penting dan banyak pahalanya disisi Allah baik bagi laki-laki maupun wanita. Terkhusus ibadah haji sangat besar keutamaannya atas kaum wanita yang bisa melaksanakannya, sebagaimana dalam hadis bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam : Wahai Rasulullah ,apakah ada jihad untuk kaum wanita ?, beliau menjawab : “Ya, mereka memiliki jihad yang tidak ada peperangan didalamnya yaitu : Ibadah haji dan umrah” (HR Ahmad, dan Ibnu Majah ).
Ini menunjukkan ibadah haji bagi seorang muslimah sama dengan keluar berjihad memerangi orang-orang kafir , dan apabila ia wafat tatkala menunaikan haji tersebut, maka ia terhitung sebagai orang yang mati syahid. Hal ini disebabkan karena dalam ibadah haji atau umrah seorang wanita yang fitrahnya lemah dituntut untuk berjuang melaksanakan amalan yang tidak begitu ringan baginya.
Selain itu seorang muslimah juga disunatkan melaksanakan amalan-amalan sunat seperti banyak bersedekah,melaksanakan umrah, dan puasa sunat senin kamis, atau puasa 3 hari dalam sebulan. Khusus masalah sedekah ini Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah memotivasi kaum wanita untuk melakukannya dalam hadisnya… :
يا معشر النساء تصدقن فإني أريتكن أكثر أهل النار
Artinya : “Wahai sekalian wanita, bersedekahlah, karena sesungguhnya diperlihatkan padaku (dalam mimpi) bahwa kalian adalah penduduk neraka yang terbanyak…” (HR Bukhari : 203)
3.Bagi yang telah menikah, diwajibkan baginya untuk mentaati dan memuliakan sang suami, berkhidmat kepadanya dengan penuh keikhlasan , dan tidak berbicara kasar atau durhaka terhadapnya. Karena sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa salah satu sebab kenapa kaum hawa akan menjadi ahli neraka yang terbanyak adalah adanya kedurhakaan terhadap sang suami, sebagaimana dalam hadis Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
أريت النار فإذا أكثر أهلها النساء، يكفرن» قيل: أيكفرن بالله؟ قال: ” يكفرن العشير، ويكفرن الإحسان، لو أحسنت إلى إحداهن الدهر، ثم رأت منك شيئا، قالت: ما رأيت منك خيرا قط
“Diperlihatkan kepadaku tentang surga, ternyata penghuninya yang paling banyak adalah kaum wanita, disebabkan mereka kufur”, Kemudian Rasulullah ditanya : Apakah karena mereka kufur terhadap Allah ?, beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami mereka, mereka kufur terhadap kebaikan (suami mereka), walaupun engkau (sang suami) berbuat baik kepadanya selama hidupnya, lalu ia melihat dirimu melakukan satu kesalahan saja maka ia berkata ; saya tidak pernah melihat kebaikanmu”. (HR Bukhari Muslim).
Adapun wanita yang mentaati suaminya maka ia adalah wanita yang paling utama ,dalam suatu hadis Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ditanya : Wahai Rasulullah, wanita apakah yang paling utama ?, Beliau menjawab : “Yaitu wanita yang membuat suaminya senang ketika memandangnya, yang mentaati suaminya ketika menyuruhnya, dan tidak melakukan apa-apa terhadap dirinya dan harta suaminya kecuali atas seizinnya”. (HR Hakim).

4.Menjaga kehormatan dan kemuliaan diri. Diantara bentuk menjaga kehormatan diri adalah ;
1.Menjauhi zina dan hal-hal yang bisa menjerumuskan kedalamnya seperti pacaran dan pergaulan bebas. Allah ta’ala berfirman ;
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina “ (Al-Isra’ ; 32).
2.Memakai jilbab syar’i dan menutup aurat serta tidak memperlihatkannya kepada orang yang bukan mahram. Adapun syarat menutup aurat adalah ;
a.Pakaian harusnya longgar dan kainnya agak tebal serta tidak ketat dan tipis agar tidak membentuk lekuk-lekuk tubuh.
b.Menutupi seluruh aurat tanpa terkecuali.
c.Tidak menyerupai pakaian laki-laki atau wanita-wanita kafir.
d.Warna dan wangi pakaian tidak terlalu mencolok.
Menutup aurat ini merupakan kewajiban yang telah banyak dilalaikan kaum muslimah, padahal dalam Al-Quran Allah telah memerintahkannya sebagaimana firmanNya ;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩
Artinya : “Wahai nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al-Ahzab ; 59)
5.Mendidik putra putri dengan pendidikan agama dan akhlak yang baik. Pendidikan anak ini sangatlah penting karena putera puteri kita merupakan nikmat sekaligus amanat dari Allah.Dalam hadis :
كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيته، الإمام راع ومسئول عن رعيته، والرجل راع في أهله وهو مسئول عن رعيته، والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها
Artinya : “Setiap kalian adalah penanggungjawab, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban akan tanggungjawabnya, seorang pemimpin adalah penanggungjawab (bagi rakyatnya) dan akan dimintai pertanggungjawaban atasnya, seorang suami adalah penanggungjawab bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atasnya, dan istri adalah penanggungjawab atas rumah suami (dan anak-anaknya) dan akan dimintai pertanggungjawaban atasnya..” (HR Bukhari dan Muslim).
Barangsiapa yang mendidik mereka dengan baik sehingga mereka menjadi anak yang shalih dan shalihah maka ia telah menjalankan amanat ini dengan sebaik-baiknya, dan Allah akan menjadikan mereka sebagai salah satu sebab keselamatan orang tua diakhirat kelak. Bahkan anak yang shalih inilah yang akan menjadi tabungan pahala ayah ibu didunia ketika mereka telah wafat ,amalan shalih yang dikerjakan oleh sang anak senantiasa mengalir pahalanya kepada ayah ibu yang mendidiknya di alam kubur dan doanya untuk ayah ibunya sangat mustajab di sisi Allah ta’ala. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ;
“Jika anak Adam telah meninggal semua amalnya telah terputus (pahalanya) kecuali dari tiga ; sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat (yang ia pernah ajarkan) ,atau anak shalih yang selalu mendoakannya” (HR Muslim).
Sebaliknya jika orang tua melalaikan pendidikan sang anak ,kemudian ia tumbuh diatas maksiat dan dosa, maka tentu diakhirat kelak Allah akan memintai pertanggungjawaban orang tua / ibu ayahnya atas kelalaian mereka, dan menjadikan sang anak tersebut sebagai salah satu sebab kebinasaan dan masuknya keduanya dalam api neraka. Semoga Allah menjadikan putera-puteri kita sebagai orang-orang shalih dan shalihah. Aamiin.
Diantara contohnya ; mendidik mereka agar membiasakan shalat,puasa,dan sedekah sejak kecil, mengajarkan mereka aqidah dan akhlak yang benar, serta memperingatkan mereka dari bahaya sekte-sekte sesat seperti Syiah, Ahmadiyah,dan Islam jama’ah, melarang mereka dari pacaran, hura-hura dan pergaulan bebas.
6.Banyak berzikir mengingat Allah dan menjauhi ghibah.
Zikir sangat banyak manfaatnya bagi seorang muslimah, sebab dapat menenangkan hati dan menentramkan jiwa. Allah ta’ala berfirman :
أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨
Artinya : “Ingatlah hanyalah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (Ar ra’d ; 28)
Selian itu juga, wanita yang terbiasa berzikir kepada Allah, akan membuatnya menjaga diri dari mengingat dan menyebut-nyebut aib orang lain atau menggunjing. Dulu wanita para salaf sangatlah menjaga dzikrullah,sehingga dikisahkan ada salah seorang wanita bernama Rabi’ah,tatkala ia menghidangkan makanan kepada suaminya,Ahmad Al Hawaary,ia berkata : “Wahai suamiku,makanlah makanan ini,karena sungguh makanan ini tidaklah masak kecuali dengan diiringi dzikir”.  
Adapun kebiasaan suka menggunjing (ghibah) maka ini adalah kebiasaan buruk yang banyak terjadi dikalangan para wanita, padahal Allah telah menyamakan orang yang menggunjing ini dengan pemakan bangkai sebagaimana dalam firmanNya ;
وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ ١٢
Artinya : “..dan janganlah diantara kamu ada yang menggunjing sebagian yang lain.Apakah diantara kamu ada yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? tentu kamu merasa jijik dengannya…” (QS Al Hujurat ; 12)
7.Banyak bersabar dan tidak mudah mengeluh. Salah satu sifat dasar wanita adalah cepat mengeluh dan tidak sabaran karena adanya sifat lemah dalam dirinya. Sebab itu seorang muslimah seharusnya bisa mengendalikan dirinya ketika tertimpa musibah sehingga tidak melakukan larangan-larangan Allah ta’ala seperti cepat mengeluh, berteriak-teriak , menampar pipi, menyobek pakaiannya, atau perbuatan buruk lainnya yang menandakan adanya ketidaksabaran dalam dirinya. Dalam salah satu hadisnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memperingatkan : “Bukan dari golongan kami orang yang menampar pipinya, mengoyak-ngoyak pakaiannya dan berteriak-teriak ala jahiliyah (ketika tertimpa musibah)” (HR Bukhari Muslim).

8.Senantiasa menjaga keikhlasan dalam setiap amalan, dan tidak beribadah kecuali sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Karena dua perkara ini (rasa ikhlas dan mengikuti petunjuk Nabi) merupakan syarat sahnya suatu amalan ibadah seorang muslim. Sebanyak apapun ibadah yang kita lakukan tapi kalau tidak dibarengi dengan hati yang ikhlas maka akan sia-sia belaka karena Allah hanya menerima ibadahnya orang-orang yang ikhlas, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda ; “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya ” (HR Bukhari Muslim).
Sebaliknya barangsiapa yang telah ikhlas namun ibadah yang ia lakukan ternyata tidak sesuai petunjuk Nabi, maka ibadahnya tersebut tertolak dan niat ikhlasnya tidak bermanfaat sama sekali. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda ; “Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak sesuai dengan perkara kami (islam), maka amalannya tertolak” (HR Bukhari Muslim)
9.Selalu berakhlak baik dan berteman dengan muslimah yang baik-baik.
Seorang muslimah yang baik adalah yang bisa menjaga nilai-nilai islam dalam diri dan akhlaknya dalam bergaul, senantiasa bergaul dengan wanita yang baik-baik dan menjauhi wanita yang berperangai buruk karena teman yang buruk bisa saja menjerumuskan seorang muslimah dalam kemaksiatan dan dosa. Rasulullah bersabda ; “Setiap orang tergantung dari agama (akhlak) saudaranya, maka hendaknya kalian memilih siapa yang hendak dijadikan sebagai sahabatnya” (HR Muslim).
10.Mempelajari aqidah dan tauhid yang benar, serta menjauhi segala macam bentuk kesyirikan dan kekufuran.
Dengan menjaga hal-hal diatas serta konsisten melaksanakannya maka seorang wanita muslimah akan mendapatkan janji Allah dan RasulNya.
Allah ta’ala berfirman :
وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ نَقِيرٗا ١٢٤
Artinya : “Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman maka mereka itu masuk kedalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikitpun”. (An Nisa’ : 124)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda ; “Jika seorang wanita telah melaksanakan shalat 5 waktu, berpuasa ramadhan,menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya maka dihari kiamat kelak ia akan diseru ; masuklah engkau kedalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki” (HR Hakim).

Sumber : 10 Kewajiban Seorang Muslimah | Wahdah Islamiyah http://wahdah.or.id/10-kewajiban-seorang-muslimah/#ixzz3DWidfD7Z

FREE WORLDWIDE SHIPPING

BUY ONLINE - PICK UP AT STORE

ONLINE BOOKING SERVICE