Latest Products

Tampilkan postingan dengan label Dunia Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Islam. Tampilkan semua postingan
Nusantara, gugusan kepulauan di ujung selatan Asia berbatasan langsung dengan perairan Samudra Pasifik dan benua Australia. Di sebelah utara berbatasan dengan wilayah perairan Filipina dan perairan Malaysia serta Thailand. Di sebelah timur berbatasan dengan daratan Malaysia Timur dan di sebelah Barat berbatasan dengan laut Cina Selatan. Nusantara terletak di wilayah perairan strategis yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik dan juga sebagian besar wilayah darat atau lautnya terletak di sekitar garis khatulistiwa. 

Sehingga wilayah daratnya diliputi oleh hutan tropis yang luas serta kaya bahan baku yang dibutuhkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dunia. Wilayah lautnya tempat berkembang biak berbagai jenis ikan laut sehingga bertimbunlah di wilayah perairan kaya ini hasil laut yang tak terhingga. 

Bismillah Assalamu Alaikun 
Membicarakan kelompok sesat bukan hanya sebatas menceritakan sejarah dan memperhatikan dasar-dasar mereka, sebagaimana membahas kejadian-kejadian sejarah dan peristiwa masa lampau. Tapi membicarakan kelompok-kelompok sesat memiliki sisi yang lebih besar dari itu. Yaitu : berhati-hati dari kejahatan atau kejelekan kelompok-kelompok ini dan dari kebid’ahan-kebid’ahan mereka. Kemudian berisi anjuran untuk tetap bergabung dengan kelompok Ahlus Sunnah wal Jama’ah. 



Merebaknya aksi kekerasan terorisme akhir-akhir ini membuat saya membuka lagi sebuah kitab lama. Kitab yang ditulis oleh Syaikh Sholih bin Fauzan Al Fauzan ini pertama kali diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Darul Ilmi pada Jumada Tsani 1418 (1998 M).


Di dalam kitab kecil setebal 84 halaman ini secara ringkas beliau menerangkan empat induk kelompok sesat, yaitu :
Kelompok Qadariyyah
Kelompok Khawarij
Kelompok Syi’ah
Kelompok Jahmiyyah Lalu diterangkan pula Kelompok Mu’tazilah yang sebenarnya merupakan sempalan dari Kelompok Jahmiyyah. Kesesatan yang menimpa mereka berada pada tingkat aqidah. Qadariyyah menyimpang pada masalah taqdir. Khawarij berfaham takfiri. Syi’ah tersesat dalam tauhid rububiyyah. Sedang Jahmiyyah, dan Mu’tazilah, salah dalam memahami tauhid ama’ wa shifat. Jadi harus dipahami di sini bahwa perpecahan terjadi bukan pada tataran fiqih atau saat menentukan awal bulan Ramadhan, misalnya. Tapi pada tingkat aqidah yang merupakan pondasi bagi dien ini. Dari sini mereka kemudian menciptakan syariat mereka sendiri dan membuat-buat bid’ah dengan meninggalkan sunnah. Seringkali ini adalah konsekuensi dari sesatnya pemahaman mereka. Menjadi semakin jelaslah bagi kita pentingnya mempelajari aqidah sesuai dengan pemahaman para salafus shalih. Perlunya mendalami tauhid yang lurus dan terbebas dari kerancuan berpikir mereka.

Sudah menjadi sunatullah bahwa Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk neraka kecuali satu. Yaitu manhaj pemahaman yang Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam dan para shahabat berdiri di atasnya.


Sejak lebih dari setengah abad yang lalu, umat Islam ditimpa bencana kekalahan bertubi-tubi. Kebanyakan orang lupa tentang sebab-sebab kekalahan dan musibah ini. padahal Allah berfirman,
“Artinya: Katakanlah, ‘Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.’” [Ali Imran: 165]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
“Artinya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” [Asy-Syura: 30]
Seandainya umat kita -baik penguasa maupun rakyat- mau menghayati Kitab Allah, kemudian mengamalkan hukum-hukum, serta hikmah-hikmahnya, niscaya mereka akan melakukan upaya-upaya untuk menang melawan musuh-musuhnya. Dan niscaya pula akan mengetahui sunatullah terhadap mahluk-Nya -yang tidak pernah berubah, berganti dan bergeser- sepanjang masa.
Faktor-faktor menang melawan musuh -sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Allah- banyak, di antaranya:

I. Muqoddimah
Rangkaian ibadah-ibadah Ramadhaniyat diakhiri dengan "Idul Fithri". 'Id secara etimologis berarti 'kembali'. dan Fithri berarti 'berbuka' atau fitroh. Sedangkan  secara istilah, 'Idul Fithri  ialah kembali berbuka (makan minum) setelah berpuasa atau kembali kepada fithroh setelah melalui masa training dan pembersihan (tathhir) selama bulan Ramadhan.
II. Hukum dan disyariatkannya 'Idul Fithri
Hari  Raya 'Idul Fithri disyariatkan pertama kali pada tahun awal Hijriyah. Seperti dilapor- kan oleh Anas: Adalah mereka (penduduk Madinah) memiliki dua hari raya, hari dimana mereka bermain dan bergembira, sampai Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Rasulullah SAW bertanya: Apakah tujuan dan arti dua hari ini ? Mereka menjawab; pada zaman jahiliyah dulu kami  bermain pada dua hari raya ini. Rasulullah SAW  berkata :
Sesungguhnya Allah SWT telah mengganti dua hari itu dengan hari Raya yang lebih baik, yakni hari raya "'Idul Fithri" dan hari raya "'Idul Adhha" (HR. Nasa'i - Ibnu Hibban).

Hukum shalat 'idul fithri adalah sunnah muakadah, yaitu sunnah yang sangat dipelihara dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Dalil yang menunjukkan atas disyariatkannya shalat 'Idul Fithri, antara lain:

a. Al-Qur'an surat al Kautsar ayat 2. 
b. Hadits; Hadits mutawatir bahwa Rasulullah SAW shalat 'Idul Fithri yang pertama pada tahun ke-dua   hijriyah, sebagaimana dilaporkan oleh Ibnu Abbas (HR. Bu- khori-Muslim). 
c. Ijma' Ulama', Para ulama dan kaum muslimin telah berijma' tetap disyariatkannya shalat 'Idul Fithri.

III. Waktu shalat 'Idul Fithri
Para ulama sependapat bahwa waktu shalat 'idul fithri  dimulai sejak terbit matahari 1 Syawwal hingga sebelum zawal (dzuhur), seperti waktu shalat dhuha. (HR.Ahmad). Di- sunnahkan agar menyegerakan  shalat 'Idul Adhha dan mengakhirkan sedikit shalat 'Idul Fithri. (HR. Syafi'i). Hikmahnya untuk shalat 'idul adhha agar waktu menyembelih hewan qurban lebih panjang. Sedang untuk 'idul fithri agar waktu menyalurkan zakat lebih luas.

IV. Tempat Shalat 'Idul Fithri
Para ulama sepakat bahwa tempat shalat 'idul fithri untuk Makkah, yang afdlol dilaksana- kan di masjid Al Haram. Dan untuk luar Makkah, ada dua pendapat:

Jumhur ulama' (kebanyakan ulama') melihat bahwa yang afdlol dilaksanakan ditanah lapang (bukan masjid), kecuali dalam keadaan dorurot atau ada udzur syar'i seperti hujan, maka dilaksanakan di masjid, seperti yang dilaporkan Abu Hurairah (HR. Abu Daud dan Al Hakim).
Asy-Syafi'iyah, melihat bahwa pelaksanaan shalat 'Idul Fithri lebih afdlol di masjid, sebab masjid adalah tempat yang paling mulia. Kecuali apabila masjidnya sempit, maka yang afdlol di tanah lapang kalau ada, sebagaimana dicontohkan oleh Rasu- lullah SAW. (HR. Bukhori - Muslim).
Konklusinya, tanah lapang (kalau ada), masjid bahkan musholla (kalau tidak ada tanah la- pang atau tidak ada masjid, atau ada tetapi  menyulitkan), dapat ditempati untuk shalat 'idul fithri.

Dengan tetap menjaga prinsip ukhuwwah, dan menyadari bahwa kita berada dalam sua- sana hari raya 'idul fithri, masalah ini tidak perlu dibesarkan, yang menjadi masalah adalah kalau tidak shalat 'idul fithri.

V. Tata Cara Shalat ' Idul Fithri
Shalat 'Idul Fithri terdiri dari dua rakaat. Syarat dan rukun shalat 'id mengikuti syarat dan rukun shalat wajib. Setelah takbiratul ikhram dan sebelum membaca al Fatihah pada ra- kaat pertama, disunnahkan membaca takbir sebanyak tujuh kali takbir. Dan pada rekaat ke-dua lima kali takbir, tidak termasuk takbir ketika bangkit dari sujud (rakaat pertama) ke rakaat ke-dua (takbirotul qiyam), dengan mengangkat ke-dua tangan setiap takbir, sebagaimana dilaporkan Amar bin Syuaib (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud dan Daru- quthni). Dan diantara takbir membaca :

Shalat 'Idul Fithri dilakukan sebelum khutbah 'Idul Fithri, sebagaimana dilaporkan oleh Ibnu Umar " Adalah Rasulullah SAW , Abu Bakar, Umar, Utsman melaksanakan shalat Idul Fithri sebelum khutbah 'Idul Fithri " (HR. Bukhori-Muslim). Riwayat yang sama juga dilaporkan oleh Abu Said.

VI. Khutbah 'Idul Fithri
Pelaksanaan khutbah 'Idul Fithri yaitu setelah shalat 'Id seperti dilaporkan oleh Ibnu Umar dan Abu Said (HR. Bukhori-Muslim). Hukum khutbah 'Idul Fithri dan mendengarkannya adalah sunnat, seperti yang dilaporkan oleh Abdullah bin As Said (HR. An Nasa'i, Abu Daud dan Ibnu Majah). Dan yang paling afdlol mengikuti seluruh rangkaian shalat/khutbah 'Idul Fithri dari awal sampai akhir.  Dan seperti pada shalat jum'at, khutbah 'Idul Fithri terdiri dari dua khutbah.

VII. Hal-hal yang disunnahkan  pada Waktu Hari Raya

Mengisi  malam 'Idul Fithri dengan ibadah dan taqorrub kepada Allah, seperti dzkir, shalat, qiroatul Qur'an, tasbih, istighfar dan sebagainya. Dan yang lebih afdlol, menghidupkan malam 'Id semalam suntuk, seperti dilaporkan ubadah bin Shamit (HR. Ath Thobari dan Daru Quthni), tentunya kalau kuat,tanpa mengorbankan ibadah-ibadah wajib seperti, shalat isya' dan shalat subuh, tepat pada waktunya dengan berjama'ah. Menghindari mengisi malam-malam 'Idul Fithri dengan acara hura-hura, takbiran sambil menabuh beduk yang justru mengganggu (tidak khusyuk), memutar kaset takbiran sementara orangnya tidur dan lain-lain, yang bertentangan dengan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW .
Menghidupkan sunnah takbiran semenjak terbenam matahari akhir Ramadhan hingga berangkat ke tempat shalat 'id sampai kemudian shalat 'id dilaksanakan dengan lafal, al:
"Allaahu Akbar (3x), La Ilaaha Illallaahu Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar Walillahil Hamdu".
Mandi (HR. Ibnu Majah), memakai wangi-wangian (parfum) (HR. Baihaqi), bersiwak (menggosok gigi),memakai sebaik-baik pakaian.
Bersegera (berpagi-pagi) menuju tempat shalat 'Idul fithri, dengan tenang, dan pe- nuh ketulusan. Dan lebih afdlol kalau berjalan, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, seperti dilaporkan oleh Ali bin Abi Tholib (HR. Tirmidzi).
Makan (sarapan) sebelum berangkat shalat 'Idul Fithri, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. (HR. Bukhori)
Membayar zakat fitrah sebelum berangkat shalat 'Idul Fithri (batas akhir  pembaya- ran zakat fitrah). Sekalipun zakat fitrah boleh saja dibayar beberapa hari sebelum 'Idul Fithri. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Daraquthni, al Hakim)
Bergembira dan menggembirakan sesama muslim dan lebih mempererat tali ukhuwah diantara kaum muslimin .
Disunnahkan juga agar jalan ketika pergi dan jalan ketika pulang tidak sama. Se- perti yang dipraktekkan  Rasulullah SAW. Sebagaimana yang dilaporkan Jabir (HR. Bukhori).
VIII. 'Idul Fithri bagi kaum wanita dan anak-anak
Sebagaimana halnya kamu pria, kaum wanita dan anak-anak pun disunnatkan menghadiri shalat 'Idul Fithri. Begitu pula halnya orang-orang tua, gadis-gadis perawan, wanita-wa- nita haidh dan nifas. Seperti dilaporkan oleh Ummu Athiyah (HR. Bukhori - Muslim).

Adalah Rasulullah SAW keluar bersama istri-istri dan putri-putrinya untuk melaksanakan shalat 'Idul Fithri dan mendengarkan khuthbah (HR. Ibnu Majah & Baihaqi dan Ibnu Ab- bas). Adapun untuk wanita haidh dan nifas, cukup mendengarkan khuthbah, tidak ikut shalat.

IX. Adzan dan Qomat
Tidak disyari'atkan adzan dan qomat pada waktu shalat 'Idul Fithri dan 'Idul Adha, seperti dilaporkan Ibnu Abbas dan Jabir (HR. Bukhori dan Muslim)

X. Shalat Qobliyah dan Ba'diyah
Tidak ada satu riwayat-pun yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW dan shahabatnya mengerjakan shalat sunnat qobliyah dan ba'diyah pada waktu shalat 'Idul Fithri. (HR. Ja- ma'ah dari Ibnu Abbas), kecuali kalau shalat 'Idul Fithri dilaksanakan di masjid, maka te- tap disunnatkan shalat tahiyyat al masjid.

XI. Bergembira pada Hari Raya 'Idul Fithri
Umat Islam disunnatkan agar bergembira dan menggembirakan orang lain pada hari raya 'Idul Fithri. Dengan memakai pakaian yang terbaik, sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatNya, makan minum yang halal dan tidak isrof (berlebihan), saling ber- jabat tangan (kecuali antara pria dan wanita yang bukan muhrim), saling menziarohi, sa- ling memberi  (mengirim) ucapan selamat (berma'af ma'afan), dan saling bertukar hadiah dalam batas-batas yang wajar. Hal ini menunjukkan hikmah ajaran Islam yang selalu menjaga keseimbangan (tawazun).

Namun demikian sifat berlebih-lebihan dalam berbagai hal tetap tidak dibenarkan oleh Islam, sekalipun pada hari raya 'Idul Fithri. Hadits riwayat An Nasa'i di muka menunjukkan adanya alternatif yang diberikan Rasulullah SAW dalam sabdanya: "Allah telah menggan- tikan dua hari raya jahiliyah. Hal ini mengisyaratkan bahwa 'Idul Fithri harus jauh dari nilai-nilai jahiliyah dan harus berfungsi sebagai rasa  syukur kepada Allah, dan penegasan kembalinya kita kepada fithrah.

XII. Pasca Ramadhan
Umat Islam hendaknya berupaya  melestarikan nilai-nilai dan amaliyah-amaliyah Rama- dhan yang  telah dibina selama sebulan penuh, diantaranya dengan melaksanakan puasa sunnah selama  6 hari pada bulan Syawwal.

XIII. Penutup.
Demikian panduan praktis ini, semoga hikmah dan tujuan 'Idul Fithri sebagai hari kembali- nya hamba-hamba Allah kepada fitrahnya, dapat kita raih. Amin.





#Pray for Gaza Pemimpin yahudi pernah bilang kalau bangsa yahudi akan takut sama Islam kalau jumlah muslim yang shalat subuh berjamaah di mesjid jumlahnya sama kayak jumlah umat muslim ketika shalat jumat. Mereka tau keistimewaan shalat subuh. Nabi Muhammad SAW pun pernah mengucapkan kalau umat muslim tau keistimewaan dan kebesaran shalat berjamaah subuh, mereka pun akan rela untuk merangkak ke mesjid. di azan pas subuh itu juga sering diucapkan bahwa shalat itu lebih baik daripada tidur (Asholatu Choirum Minnauum). Zaman jahiliyah pun dihancurkan ketika waktu subuh.

tetapi, sedihnya, di mesjid, sedikit sekali yang shalat berjamaah pas subuh. cuma ada 1-5 orang aja di banyak mesjid. 

Mari kita bersama sama biasakan shalat subuh di mesjid bagi yang mampu. Nabi Muhammad SAW sangat menekankan shalat subuh ini penting. Pemimpin Yahudi pun tau keistimewaan shalat subuh. jadi mari kita sama sama meningkatkan shalat subuh kita.


Berikut beberapa kutipan dari Al Qur’an dan Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW :

Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. “Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” [QS Huud:81]

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”. “Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka - padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka - ‘Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga’. ” [HR Al-Bukhari]

“Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Barangsiapa berjamaah dalam shalat subuh dan Isya maka baginya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari kemusyrikan. [Abu Hanifah]

Artikel Ramadhan Terbaik :

Ramadhan Hotel & Restoran 2014
Ramadhan Murah 2014
Instagram adalah salah satu platform media sosial yang paling populer dan terbesar di internet selain facebook dan twitter. User Instagram begitu melonjak di tahun 2013 ini,  Namun untuk memiliki akun instagram kita harus memiliki perangkat android, iOS dan Blackberry, meski bila spesifikasi  PC yang kita miliki mumpuni, kita bisa memasang Bluestack di  PC dan bisa mengoperasikan instagram juga. 



Pada umumnya manusia tidur bagaikan mati, fungsi-fungsi jiwanya bagaikan tidak bekerja. Tetapi bagi sebagian orang, tidur merupakan saat aktivitas spiritual justru meningkat. Sehingga ketika bangun bukan hanya tubuhnya yang segar, tapi juga jiwanya. Orang-orang saleh bahkan sering mendapat ilham (ruya al-haq) justru ketika sedang tidur.


FREE WORLDWIDE SHIPPING

BUY ONLINE - PICK UP AT STORE

ONLINE BOOKING SERVICE