Penutup
Kemudian
dengan adanya prinsip-prinsip yang dikemukakan dimuka, mereka
senantiasa berakhlak mulia sebagai pelengkap aqidah yang
diyakininya.
Diantara
sifat-sifat yang agung itu adalah:
Pertama,
Mereka beramar ma'ruf dan nahi mungkar seperti yang telah
diwajibkan syari'at dalam firman Allah berikut.
"Artinya : Jadilah kalian umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, beramar ma'ruf dan nahi munkar dan kalian beriman kepada Allah". (Ali-Imran : 110).
"Artinya : Barangsiapa diantara kamu menyaksikan suatu kemunkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itulah selemah-lemah iman". (Dikeluarkan oleh Muslim 1/Juz 2 hal. 22-25 syarah Nawawy dari Abu Sa'id Al-Khudry).
Sekali
lagi, amar ma'ruf nahi munkar hanya terhadap apa-apa yang
diwajibkan oleh syari'at. Sedangkan golongan Muta'zilah
mengeluarkan amar ma'ruf dan nahi munkar dari apa-apa yang
diwajibkan oleh syara, sehingga mereka berpandangan bahwa amar
ma'ruf nahi munkar adalah keluar dari para pemimpin kaum muslimin
apabila mereka melakukan ma'shiyat walaupun belum termasuk
perbuatan kufur. Sedang Ahlus Sunnah Wal Jama'ah memandang wajib
menasehati mereka dalam hal kema'shiyatannya tanpa harus
memberontak kepada mereka. Hal ini dilakukan dalam rangka
mempersatukan kalimat dan menghindari perpecahan dan perselisihan.
Telah berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :
Barangkali hampir tidak dikenal suatu kelompok keluar memberontak
terhadap pemilik kekuasaan kecuali lebih banyaknya kerusakan yang
terjadi ketimbang terhapusnya kemunkaran (melalui cara
pemberontakan tersebut).
Kedua,
Ahlus Sunnah wal Jama'ah menjaga tetap tegaknya syi'ar Islam baik
dengan menegakkan shalat Jum'at dan shalat berjama'ah sebagai
pembeda terhadap kalangan ahlul bid'ah dan orang-orang munafik
yang tidak mendirikan shalat Jum'at maupun shalat Jama'ah.
Ketiga,
Menegakkan nasehat bagi setiap muslim dan bekerja sama serta
tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Ad-Din itu nasehat, kami bertanya : untuk siapa .? Beliau menjawab : Untuk Allah dan Rasul-Nya dan para imam kaum muslimin serta kaum muslimin pada umumnya".(Dikeluarkan oleh Muslim I/Juz 2 hal. 36-37 syarah Nawawy, Abu Daud 5/49944, dan An-Nasaai 7/4197, Imam Ahmad 4/102 dari Tamiim Ad-Dary).
"Artinya : Mu'min yang satu bagi mu'min yang lain bagaikan satu bangunan yang satu sama lain saling mengokohkan". (Dikeluarkan oleh Bukhary 4/6026 dan Muslim 6/Juz 16 hal. 139 syarah Nawawy).
Keempat,
Mereka tegar dalam menghadapi ujian-ujian dengan sabar ketika
mendapat cobaan-cobaan dan bersyukur ketika mendapatkan keni'matan
dan menerimanya dengan ketentuan Allah.
Kelima,
Bahwasanya mereka selalu berahlak mulia dan beramal baik, berbuat
baik kepada kedua orang tua, menyambung tali persaudaraan, berlaku
baik dengan tetangga, dan mereka senantiasa melarang dari sikap
bangga, sombong, dzolim (aniaya) sesuai dengan firman Allah.
"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib, kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri". (An-Nisaa : 36)
"Artinya : Sesempurna-sempurna iman seorang mu'min adalah yang baik ahlaknya". (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad 13 No. 7396, Tirmidzi 3/1162, Abu Daud 5/4682, dan Al-Haitsamy dalam Mawarid No. 1311, 1926).
Kita
memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar berkenan menjadikan kita
semua bagian dari mereka dan tidak menjadikan hati kita condong
kepada kekafiran setelah diberi petunjuk (hidayah-Nya) dan semoga
shalawat serta salam terlimpah kepada Nabi kita Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarganya beserta
shabat-sahabatnya. Aamin.
-----------------
Disalin
dari buku Prinsip-Prinsip 'Aqidah Ahlus Sunah Wal Jama'ah oelh
Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan Dar
Al-Gasem PO Box 6373 Riyadh, penerjemah Abu Aasia